|
HUJAN sepanjang hari yang hampir merata di seluruh wilayah Jabodetabek, Sabtu-Minggu (18/11), membuat volume air Kali Ciliwung meluap. Akibatnya, sejumah wilayah Ibu Kota dilanda banjir. Pohon-pohon pun tumbang. Sanggupkah Pemprov DKI Jakarta mengatasi? "Dewa pun belum tentu mampu atasi masalah banjir Jakarta," kata Gubernur Provisi DKI Jakarta Joko Widodo, Senin (19/11). Menurutnya, pohon besar menjadi salah satu penyebab banjir di sejumlah ruas jalan karena akarnya menutup saluran air. Itulah sebabnya, pihaknya akan menebang pohon tua di sepajang jalan. "Kalau pohon tidak mau tumbang, ya ditebangin saja. Di negara mana pun, kalau ada angin hujan deras, pasti pohon tumbang. Yang penting segera diangkut dan dibersihkan," katanya, dengan nada ringan. Jokowi mengatakan, dirinya bukan dewa yang dapat menyelesaikan masalah banjir di Ibu Kota dengan cara membalikkan telapak tangan. Penanganan banjir di Jakarta membutuhkan proses yang lama. Sama seperti penanganan kemacetan yang memerlukan proses panjang agar dapat terurai dengan baik. "Semua perlu proses: banjir, macet, daerah kumuh, pungli. Jangan mengharapkan kayak dewa, langsung selesai dengan membalikkan telapak tangan. Masalah banjir atau genangan itu butuh proses. Dewa saja belum tentu bisa tangani banjir Jakarta dalam waktu singkat," katanya. Menurut sang gubernur, masalah banjir tidak bisa diselesaikan dalam hitungan hari atau bulan. Masalah klasik itu tidak akan selesai tanpa bantuan masyarakat. "Masyarakat di seluruh wialayah Ibu Kota harus kerja bakti. Keruk selokan dan kali-kali kecil di kampung-kampung," ujarnya. Dalam jangka menengah dan panjang, Pemprov DKI akan menyelesaikan Kanal Banjir Timur (KBT), normalisasi Cengkareng Drain dan Kali Pesanggrahan. Juga, membelokkan aliran air dari hulu ke waduk Ciawi sehingga tidak terjadi banjir di dataran rendah Jakarta. "Semua butuh waktu berpuluh-puluh tahun," katanya. Terkait banjir di kawasan Kampung Melayu, mantan Wali Kota Solo ini mengatakan kawasan tersebut selalu menjadi langganan banjir. Pihaknya akan membenahi wilayah itu. "Kampung Melayu sejak dulu memang banjir terus. Nanti kita selesaikan," ujarnya. Sementara itu, Pakar Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, banjir bisa diselesaikan bersama warga Jakarta. Jokowi harus melakukan pendekatan dengan warga korban banjir. Untuk mendapatkan solusi terbaik, Jokowi harus melakukan penelitian dan survei mendalam. "Tanya kepada warga, apakah banjir menjadi masalah? Buatkan solusinya," kata Yayat. Menurut Yayat, solusi yang ditawarkan harus mempertimbangkan segala hal. Jika penawarannya adalah relokasi, maka harus ada kepastian bangunan rumah susun yang sudah disiapkan. Ada lahan, ada anggaran, dan ada warga yang siap dipindahkan. "Kalau mereka tidak pindah, berarti warga mengingkari janji. Minta pindah, dan sudah dibuatkan rusun, tapi tidak pindah," katanya. Menurut Yayat, hal terpenting dalam mengatasi banjir adalah menata kota-kota penyangga Jakarta. "Banjir bukan hanya diselesaikan di Jakarta, tapi juga di luar Jakarta," katanya. Fauzan Hilal Post Date : 20 November 2012 |