JK: Tarif PDAM Perlu Naik

Sumber:Detikcom - 17 Desember 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta - Pemerintah menilai tarif PDAM saat ini perlu dinaikkan untuk menjaga kualitas air yang dijual. Selain itu, pemerintah juga meminta proyek pembangunan 10 juta sambungan air dipercepat dari sebelumnya 5 tahun menjadi 3 tahun. 

Demikian disampaikan Wapres Jusuf Kalla saat membuka Nusantara Water di Hall A JCC, Jakarta, Rabu (17/12/2008).

Menurut Wapres, jika tarif PDAM terlalu murah, maka perusahaan tidak bisa mengumpulkan cukup dana untuk menjalankan usahanya.

"Tanpa dana yang cukup, usaha-usaha PDAM nggak akan jalan. Berimbas pada kualitas air yang kualitas air kurang bagus," katanya.

Kalau kualitas air PDAM kurang bagus, akibatnya warga lebih memilih membeli air kalengan yang harganya 20 kali lebih mahal.

"Warga akan beli air dari kaleng-kaleng, beli yang tentengan, itu 20 kali harganya. Kalau tarif PDAM terlalu rendah, berarti mematikan usahanya, sama dengan tidak memberikan kesempatan pada masyarakat nikmati air bersih dan murah," katanya.

Proyek 10 Juta Sambungan Air

Wapres juga meminta agar proyek pembangunan 10 juta sambungan air dipercepat dari 5 tahun menjadi 3 tahun.

"Program 10 juta sambungan kita capai tidak lebih dari 5 tahun, tapi harus dicapai 3 tahun," katanya.

Menurut Kalla, percepatan ini dimungkinkan karena pembangunan sambungan pipa air bisa dilakukan serentak. Selain itu teknologi yang dipakai sebenarnya tergolong mudah.

"Mengapa bisa 3 tahun karena pembangunan serentak, itu urusan pemerintah daerah karena ini era otonomi daerah. Teknologi juga lebih mudah. Beda dengan teknologi komunikasi, yang berubah ubah, dari telepon yang ada kabel lalu tidak ada kabelnya, lalu makin kecil. Kalau pipa air dari dulu begitu-begitu saja. Keran air juga bentuknya tidak berubah. Kalaupun berubah, paling dipencet pakai tombol," jelasnya.

Dalam kesempatan itu Kalla juga mengatakan bahwa di saat krisis seperti sekarang pembangunan harus lebih digalakkan, karena krisis kali ini beda dengan krisis pada 1998. Terutama saat harga-harga komoditas dan bahan infrastruktur saat ini sudah lebih murah.

"Malah kita harus membangun saat ini pada saat krisis. Karena pipa murah, baja murah, dalam krisis ini ada tiga hal pokok kenapa harus bangun, pertama fungsi yang baik, tidak bisa dipungkiri fungsi air sangat penting," katanya.

Kedua pembangunan proyek ini akan memberikan lapangan kerja. Dengan biaya Rp 80 triliun untuk proyek pembangungan 10 juta sambungan pipa dalam 3 tahun, akan banyak orang yang bisa dipekerjakan, mulai konstruksi hingga pengerjaannya.

Ketiga adalah masalah kandungan lokal. Dengan adanya proyek-proyek tersebut, maka produk-produk dalam negeri bisa terserap.

"Dengan tiga prinsip ini, penyerapan anggaran akan berjalan," katanya.(lih/ir)



Post Date : 17 Desember 2008