|
SLEMAN (KR) - Kenaikan harga BBM dan tarif listrik yang bertubi-tubi sejak tahun 2003 lalu, ternyata tidak hanya menyusahkan masyarakat. Perusahaan daerah pun sangat merasakan dampak kenaikan tersebut. Bahkan PDAM Sleman terancam berhenti operasi alias gulung tikar kalau tarif pemakaian air tidak segera dinaikkan. Saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (25/11), Dirut PDAM Sleman Ir Suratno mengaku sudah kehabisan akal untuk menyiasati kenaikan harga BBM dan listrik yang terus menerus terjadi. "Bahkan karena kelangkaan BBM beberapa waktu lalu, dengan terpaksa ada unit PDAM Sleman yang dihentikan sementara operasinya," ujarnya. Pemberhentian sementara tersebut,ternyata langsung dikomplain pelanggan. Sehingga akhirnya unit itu dihidupkan kembali walaupun menurut perhitungan sudah diketahui kalau bakal merugi. Agar PDAM Sleman tidak gulung tikar, Suratno mengaku akan mengusulkan pada Bupati Sleman agar harga dasar air saat ini yang masih sebesar Rp 1.000 per meter kubik dinaikkan. Sedang dari hasil perhitungan, seharusnya harga dasar adalah Rp 3.020 per meter kubik. Sehingga kalau disetujui, kenaikannya antara 80 persen - 100 persen. "Kalau dengan harga dasar seperti sekarang ini yang kemudian ada kenaikan BBM dan listrik, jelas akan rugi terus. Sebagai gambaran, dari penjualan air rata-rata per bulan hanya masuk Rp 500 juta. Sementara untuk biaya BBM dan listrik saja sudah sebesar Rp 135 juta dan membayar tenaga kerja sebesar Rp 300 juta. Padahal, masih ada biaya lain yang harus dibayar seperti retribusi dan kompensasi air baku, pengolahan air dan pemeliharaan jaringan, alat tulis kantor dan sebagainya," papar Suratno. Ditambahkan, saat ini jumlah sambungan rumah tercatat sebanyak 17.500 unit, di mana 97 persennya adalah pelanggan golongan rumah tangga/sosial. Pelanggan tersebut dilayani dengan 20 sistem yang tersebar di seluruh Sleman dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 202 orang. Sedangkan total debit produksi air hanya 230 liter per detik bersumber dari mata air Umbul Wadon dan 29 sumur produksi. Unit produksi air dengan genset sebanyak 6 lokasi dan tenaga listrik PLN di 13 lokasi dengan total daya listrik mencapai 708.000 VA. "Kalau disesuaikan dengan kenaikan BBM dan listrik serta bahan-bahan teknik lainnya pada tahun 2006 mendatang, untuk harga dasar air sudah dilakukan. Minimal untuk biaya operasional saja Rp 2.000, sehingga harga dasar idealnya Rp 3.500 per meter kubik," tambah Suratno. (Has)-z. Post Date : 26 November 2005 |