PALEMBANG (SI) – Japan International Cooperation Agency (JICA) atau lembaga nonpemerintahan Jepang tertarik untuk mengelola sampah di Kota Palembang.
Bahkan, keseriusan pihak JICA terlihat dengan upayanya yang akan mengirimkan tenaga ahli untuk pengelolaan sampah di Kota Palembang ini. Asisten II Setda Kota Palembang Apriadi S Busri CES menjelaskan, pihak Jepang melalui JICA tertarik mengelola sampah Palembang karena melihat sudah adanya gerakan yang dimulai dari pemerintah dan masyarakatnya.
”Mereka cukup berminat untuk mengelola potensi sampah di Palembang,terlebih limbah rumah tangga. Bahkan, mereka siap mengirimkan tenaga ahli untuk melatih cara pengelolaan sampah itu,” jelasnya kemarin. Menurut Apriadi, program pemberian bantuan pengelolaan sampah di Indonesia yang dilakukan pihak JICA hanya ditempatkan untuk dua kota, yakni Surabaya dan Palembang.
”Tetapi, Surabaya sudah lebih dulu memulai, sementara Palembang baru akan berjalan. Tenaga ahlinya baru akan dikirim ke Palembang. Kalau sudah ada tenaga ahlinya, baru bisa jalan,”sambungnya. Dengan adanya tenaga ahli dari JICA,tandas Apriadi,jelas mereka akan membantu dan mengarahkan apa yang akan dibuat dari sampah tersebut. Hingga program Palembang untuk melakukan 3 R (reduce,reuse, and recyle) bisa berjalan.
“Tenaga ahli ini akan membantu untuk memberikan pembinaan untuk sampah ini. Mungkin nanti juga ada pertemuan dengan masyarakat. Kami harap pengelolaan sampah ini bisa lebih maksimal ke depan,” tandasnya. ”Sebenarnya bukan bantuan pengelolaan sampahnya yang kami inginkan, tapi bagaimana Dinas Kebersihan bisa bekerja sama dengan JICA,agar ke depan pengelolaan sampah ini bisa dilakukan tanpa bantuan pihak luar,” ucap Apriadi.
Terpisah,Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang Zulfikri Simin menambahkan, memang sampah di Palembang memang membutuhkan pengelolaan. Sebab, untuk satu hari saja,sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) cukup tinggi atau mencapai 2.500 m3. ”Saat ini memang kami memikirkan bagaimana sampah itu tidak hanya dibuang, tapi juga dikelola.Jadi,sampah tidak hanya menjadi limbah,tapi juga bisa bermanfaat,” tambahnya.
Hanya, kapan pastinya tenaga ahli dari JICA tersebut segera datang ke Palembang,baik Apriadi S Busri ataupun Zulfikri Simin, belum mendapatkan informasi yang pasti. Namun, kata Apriadi, bantuan pengelolaan yang dilakukan JICA ini untuk lima tahun ke depan, yakni mengubah sampah menjadi kompos. ”Khusus Palembang, ada dua TPA sampah yang benarbenar dikelola maksimal, yakni TPA Sukawinatan dan TPA Karya Jaya,”timpal Apriadi. (sidratul muntaha)
Post Date : 21 Oktober 2009
|