|
WONOSARI (KR) - Nasib konsumen air dari Proyek Air Bersih (PAB) Seropan di Kecamatan Ponjong sedang tidak beruntung. Setelah sebelumnya air yang mengalir keruh bercampur lumpur, sekitar seminggu ini justru tak ada aliran air. Jenset yang digunakan mengangkat air rusak. Akibatnya ribuan konsumen kesulitan air. Bahkan, banyak warga yang terpaksa harus membeli air dari para pedagang swasta. Harganya pun variasi antara Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu satu tanki. Sebab menunggu kepastian aliran air tidak jelas. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wonosari tak dapat memberikan kepastian, kata Jaiman warga Wiladeg, Kecamatan Karangmojo ketika ditemui KR, Minggu (12/2). PAB Seropan ini menjadi andalan konsumen lima kecamatan yang berada di wilayah Gunungkidul bagian timur. Masing-masing Kecamatan Ponjong, Semanu, Karangmojo, Semin dan Ngawen. Banyak warga yang menghentikan penggunaan sumur gali. Akibatnya, ketika diesel rusak konsumen kelabakan. Sebab sumur galinya tidak lagi dapat difungsikan. Karenanya warga yang membeli air pun kebanyakan hanya untuk memenuhi bak-bak air yang tersedia. Terkait sulitnya untuk mendapatkan tempat penampungan, Jaiman mengosongkan bak yang biasanya untuk memelihara ikan lele. Bahkan kadang mencuci ke sumber air di Ponjong, tambahnya. Sekcam Kecamatan Semin Drs Witanto membenarkan sudah seminggu ini warganya yang berlangganan air dari PDAM mengeluhkan macetnya aliran air, setelah sebelumnya juga mengeluh karena airnya keruh. Memamg sebagian ada yang kembali menggunakan sumur gali. Tetapi, mereka yang sudah terbiasa tinggal memutar kran harus menggenjot senggot. Kesulitan air rasanya menjadi beban berat bagi konsumen. Apalagi, beberapa sumur gali sudah tidak terawat selama penggunaan PAM. Karena itu warga meminta agar PDAM segera mengatasi kesulitan air ini. Sehingga layanan kepada konsumen dapat normal lagi, ujarnya. Ungkapan senada juga disampaikan Syambudi warga Semanu. Dia mengaku penduduk sekitarnya pusing tujuh keliling setelah air dari PAB Seropan macet. Karena kawasan Semanu ini termasuk daerah yang tidak mempunyai sumber air dan juga jarang dijumpai sumur gali. Untuk memecahkan kesulitan air sekarang ini hanya membeli air kepada para pedagang. Memang ironis di tengah hujan lebat seperti sekarang warga kesulitan air. Ini memang memprihatinkan, imbuhnya. Direktur PDAM Wonosari Drs Mudjijo ketika dikofirmasi di rumahnya tidak ada di tempat. Sedang telepon selulernya beberapa kali dikontak juga tidak ada respons. Sementara Kabag Perekonomian Pemkab Gunungkidul I Ketut Santoso SE MSi tak banyak memberikan komentar. Tetapi diakui sekarang ini memang terjadi kerusakan jenset dan PDAM Wonosari sudah diminta melakukan perbaikan secepatnya.(Ewi/Awa)-z Post Date : 13 Februari 2006 |