|
JEPARA - Hujan yang mengguyur pada Senin (22/5) siang hingga tadi malam menyebabkan banjir di sejumlah titik di Jepara. Hingga berita ini diturunkan beberapa desa di empat kecamatan dilanda air bah yang datang dari kawasan lereng Gunung Muria. Empat kecamatan tersebut yakni Kalinyamatan, Pecangaan, Mayong, dan Keling. Di Kecamatan Mayong, banjir melanda Desa Kuanyar dan Desa Pelang. Sekitar 50 hektare tanaman padi berumur dua bulan terancam puso karena terendam air berlumpur. Tanggul Kali Sebuyung yang bobol 15 meter menyebabkan air meluber ke sawah-sawah petani. "Tanggul jebol pukul 17.00 dan langsung menenggelamkan tanaman padi," kata Mikael, warga Desa Kuanyar, semalam. Jalan yang menghubungkan antara dua desa itu juga lumpuh karena dilanda banjir setinggi lebih kurang 60 cm. Selain itu, banjir juga mengakibatkan lalu lintas Kudus-Jepara macet total selama lebih kurang satu jam. Persisnya di depan Pasar Mayong ke barat hingga Desa Pelem Kerep. Air berlumpur menggenangi jalan raya setinggi lebih kurang 30 cm mulai pukul 16.00. Sungai Meluap Aliran air di sungai-sungai yang berhulu di kawasan Gunung Gede, Desa Somosari, Kecamatan Batealit meluap. Dari kawasan atas, jalan-jalan mulai dari Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit dan ke bawah masuk ke Kecamatan Pecangaan yaitu ke Desa Geneng, Desa Pulo Darat, hingga Terminal Pecangaan, semuanya tergenang air. Banjir juga melanda Jepara bagian utara. Banjir bandang kiriman dari lereng Muria kembali meluluhlantakkan Jembatan Pule menuju Desa Tempur Kecamatan Keling yang melintang di atas Kali Gelis. Jembatan darurat yang terbuat dari pohon kelapa dan bambu itu hanyut diterjang banjir pukul 16.00. Jembatan darurat hanyut karena dibangun hanya sekitar satu meter di atas dasar sungai. Akibat putusnya jembatan itu, sekitar 70 warga Desa Tempur yang bekerja di luar desa tak bisa pulang. "Kami menginap di Dukuh Kajangan, Desa Damarwulan," jelas Jhoni, warga Dukuh Petung, Desa Tempur yang bekerja di Jepara kota. (H15-60v) Post Date : 23 Mei 2006 |