|
MANDAILING NATAL – Sebuah jembatan penghubung antar Sumatera dan Pulau Jawa ambruk serta ribuan rumah warga di 10 desa di Kecamatan Panyabungan,Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara terendam banjir, setelah diguyur hujan Minggu (26/2) pukul 21.00 WIB. Berdasarkan pantauan SINDO, banjir yang merendam ribuan rumah tersebut sudah mulai surut kemarin. Warga bergotong royong membersihkan lumpur setebal 30 cm dan puing-puing sampah.Sementara jembatan yang ambruk di Desa Gunung Tua Lumban Pasir belum bisa dilewati kendaraan karena ditutup. Akibatnya, terjadi kemacetan hingga berkilo-kilo meter. Menurut Hendri, warga Desa Gunung Tua Lumban Pasir,banjir terjadi setelah Sungai Rantopuran meluap diguyur hujan deras. “Air sungainya sangat deras, dan menghanyutkan sebagian rumah warga,”tuturnya. Selang beberapa menit kemudian, jembatan penghubung antarkota yang berada tidak jauh dari rumahnya ikut ambruk karena fondasinya terkikis air.“Posisi jembatan miring dan tidak bisa dilalui kendaraan,” katanya. Kepala Desa (Kades) Gunung Tua Lumban Pasir Zulham mengungkapkan, hampir seluruh rumah di wilayahnya terendam bahkan sebagian rusak parah. “Yang rusak itu umumnya berada di pinggir sungai,”tuturnya. Menurutnya,jembatanpenghubung antarkota di Sumatera dan Pulau Jawa juga ambruk. Peristiwa ini merupakan kasus yang kedua setelah 2004.“Jembatan itu sudah dua kali ambruk, yang pertama tahun 2004 dan yang ke-2 sekarang ini,”tegasnya. Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 958 rumah terendam banjir bandang di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada Sabtu (25/2). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dampak banjir tersebut mengakibatkan kerugian materiil terdiri atas 9 balai pengajian rusak, 1 jembatan rusak berat, 2 jembatan beton rusak berat, serta sepanjang 4,6 km jalan rusak berat. Robbi khadafi/ zia ul haq nasution Post Date : 28 Februari 2012 |