|
SEMARANG- Jateng layak bersyukur karena mendapat 800 unit sanitasi perkotaan berbasis masyarakat (SPBM) dari pemerintah. Angka itu adalah yang terbanyak dari 1.350 unit yang dibagikan untuk lima provinsi. Empat penerima lain adalah Jatim, DIY, Sulut, dan Sulsel. Hal itu merupakan kesempatan yang baik bagi warga Jateng untuk hidup lebih sehat lewat pembangunan sanitasi lingkungan yang higienis. ''Kini saatnya Jateng mengampanyekan setop buang air besar (BAB) sembarangan agar program itu bisa tuntas 2014,'' kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jateng Ir HM Tamzil MT, Kamis (1/3) di Hotel Grasia. Dia mengatakan hal itu ketika membuka Diseminasi Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) atau Urban Sanitation Rural Infrastructure (USRI). Kegiatan diikuti kepala Bappeda, DPU, Dinkes, dan Satker Pengembangan Infrastruktur Perkotaan (PIP) dari 18 pemkab/pemkot di Jateng dan dua lainnya dari DIY, yaitu Bantul dan Sleman. Menurut dia, program yang didanai Asian Development Bank (ADB) itu menjadi pintu masuk pembangunan sanitasi perkotaan secara partisipatif. Sebelumnya, sudah ada program PNPM Perkotaan, kelompok swadaya masyarakat, dan lembaga pendukung lain. Padat Penduduk Program tersebut tepat dilaksanakan di kota-kota padat penduduk, seperti Semarang, Solo, Pekalongan, dan Tegal. Dengan partisipasi masyarakat dan dukungan pemerintah, pihaknya optimistis program itu cepat terwujud. Kasubdit Perencanaan Teknik Direktorat Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya Departemen PU, Rina Agustin, seusai acara kepada wartawan mengatakan, ADB memberikan dana Rp 350 juta per unit sanitasi. Kelompok masyarakat punya dua pilihan untuk merealisasikan pemanfaatan dana itu, yakni membangun IPAL dan jaringan pipa pengumpul untuk melayani 70-100 KK atau membangun MCK komunal beserta jaringannya. (C27-43) Post Date : 02 Maret 2012 |