|
MEULABOH - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh, sejak pekan lalu mulai mengurangi penyaluran air bersih jatah masyarakat di Kabupaten Nagan Raya dan NGO/LSM. Keputusan itu diambil menyusul meningkatnya harga bahan kimia jenis tawas dan terbatasnya kapasitas bak penampung yang dimiliki perusahaan tersebut. Kepada Serambi yang menghubunginya Senin (12/9) Direktur PDAM Meulaboh Ir Bahrizal B Naler menyatakan, pengurangan jatah air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Nagan Raya dan tanki penampungan atau hindran umum (HU) yang ditempati NGO/LSM di pemukiman penduduk itu selain terbatasnya kapasitas bak penampung milik PDAM dan tingginya harga bahan baku tawas juga untuk mengatasi keluhan para pelanggan di Kota Meulaboh. Pascatsunami, jatah air bersih bagi pelanggan masih di bawah kebutuhan normal. Bahkan, lokasi-lokasi tertentu sudah berbulan-bulan tidak mendapat jatah air bersih, jelasnya. Penyebabnya, kata Bahrizal, jatah air bersih yang seharusnya didistribusikan kepada pelanggan terbatas dialihkan kepada masyarakat yang berada di barak-barak penampung di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya serta HU (tangki umum) yang ditempati NGO/LSM di pemukiman penduduk di Kota Meulaboh dan sekitarnya. Kondisi ini, katanya, berdampak terhadap berkurangnya pasokan air bagi pelanggan PDAM. Karena perusahaan itu dibebankan harus memasok air bersih 500.000 liter/hari bagi pengungsi dan masyarakat lainnya di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya serta HU milik NGO/LSM di pemukiman penduduk. Untuk mengatasi krisis air bersih bagi pelanggan PDAM yang sudah berlangsung berbulan-bulan, pihak manajemen perusahaan milik daerah itu memutuskan mengurangi penyaluran air bersih kepada masyarakat, terutama jatah Kabupaten Nagan Raya dan HU milik NGO/LSM di pemukiman penduduk. Sementara pasokan air bersih bagi masyarakat pengungsi di barak-barak penampungan tetap dilayani sesuai kebutuhan, sehingga sisa air bersih yang dikurangi itu didistribusikan kepada pelanggan di Kota Meulaboh. Menurut Bahrizal, pasokan air bersih yang dikurangi itu lokasinya tersabar 68 titik terutama di Kabupaten Nagan Raya. Dengan pengurangan itu, kini titik pendistribusian tinggal 104 titik yang tersabar di lokasi barak penampung pengungsi dan tenda-tenda darurat.(zah) Post Date : 13 September 2005 |