|
Magelang, Kompas - Sekitar 1.000 warga di Dusun Babadan 1 dan 2 Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai Januari 2012, bisa menikmati air bersih berlimpah. Air bersih itu disalurkan melalui jaringan instalasi di desa yang dibangun melalui Dana Kemanusiaan Kompas. Padahal, pascaerupsi Gunung Merapi akhir 2010, warga di desa itu harus berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer mengambil air di sumber air di Kali Jombong karena jaringan instalasi air hancur. Selain di Dusun Babadan, sebelumnya Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) juga telah membangun dua jaringan instalasi air bersih bagi sekitar 2.000 warga lereng Merapi di Magelang. Dua sarana air bersih itu dibangun di Dusun Ngargomulyo, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, dan Dusun Sumberejo, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung. DKK juga membangun jaringan instalasi air di DI Yogyakarta untuk 450 keluarga di tiga dusun di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Penggunaan jaringan instalasi air bersih di Desa Babadan 1 dan 2 diresmikan Asisten Bidang Pembangunan Pemerintah Kabupaten Magelang Dwi Agus Indarjo dan Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun, Sabtu (7/1) di Desa Babadan 1. Hadir juga Direktur DKK M Nazir dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (PU dan ESDM) Kabupaten Magelang Haryono Yahmo. Dwi Agus menyatakan, bantuan DKK sangat berharga bagi warga sekitar lereng Merapi. Dia menyebutkan, sebelum erupsi Merapi, air di daerah itu melimpah. Namun, setelah bencana alam itu, warga sangat kesulitan mendapatkan air bersih, termasuk untuk keperluan mandi. Rikard Bagun mengungkapkan rasa bangga karena jaringan instalasi air itu dibangun secara swadaya oleh warga setempat. ”Kami berharap bantuan tersebut bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat,” ujar Rikard yang sempat meninjau ke kawasan Sungai Trising, lokasi sumber air. Rp 152 juta Menurut M Nasir, instalasi air bersih di Dusun Babadan 1 dan 2 dibangun sekitar dua bulan dengan menggunakan dana bantuan pembaca Kompas yang disalurkan DKK sebesar Rp 152 juta. Bantuan berupa satu unit sumur tandem, dua unit pompa hydran, dua unit Cyrcle X (alat pembagi untuk masing-masing desa), serta pipa sepanjang sekitar 4 kilometer yang melintasi dua dusun dari Sungai Trising (3 kilometer dari puncak Merapi) hingga ke permukiman penduduk. Mewakili warga setempat, Kepala Desa Paten Bambang Suherman dan Kepala Dusun Babadan 1 Bambang Pawitan (26) menyampaikan terima kasih atas bantuan DKK. Menurut Bambang, sejak bencana lahar dingin tersebut warga mengandalkan sumber air di Kali Jombong. ”Saat musim hujan, kami juga memanfaatkan air hujan yang ditampung di bak penampungan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Dusun Babadan 1 dan 2 dihuni sekitar 340 kepala keluarga. Menurut Kepala Dusun Babadan 2 Sukarno (24), masyarakat sebenarnya berkeinginan memperbaiki dan membangun jaringan pipa itu, tetapi terkendala biaya. Dia menyebutkan, banjir lahar dingin yang datang pascaerupsi Merapi memutus total jaringan pipa air bersih di dusun mereka.(SON/EGI) Post Date : 09 Januari 2012 |