Jaringan Air Bersih di Prambanan Belum Optimal

Sumber:Kompas - 16 Oktober 2006
Kategori:Air Minum
YOGYAKARTA, KOMPAS - Jaringan air bersih untuk mengatasi kekeringan di Prambanan, Kabupaten Sleman, belum berfungsi optimal. Sejumlah instalasi teknis seperti perpipaan dan rumah pompa rusak akibat gempa bumi. Gangguan bertambah parah karena sejumlah sumur dan mata air kering pascagempa. Kondisi ini menyebabkan bantuan tangki air bersih belum bisa dikurangi.

Daerah Prambanan yang rutin mengalami kekeringan ada 19 dusun di Desa Wukirharjo, Sambirejo, Gayamharjo dan Sumberharjo. Di Desa Sambirejo dan Sumberharjo, kekeringan tidak terlalu parah karena lebih dulu menikmati layanan jaringan air bersih. Sedangkan Desa Wukirharjo dan Gayamharjo masih mengandalkan suur-sumur komunal dan bantuan tangki air bersih.

Jaringan pipa air bersih untuk Desa Sumberharjo dipasok dari sumur bor di Dusun Grogol. Sumur Grogol ini juga dialirkan ke sebagian kecil warga Desa Wukirharjo dan Gayamharjo. Air dipompa ke bak-bak penampung sebagai stasiun pengambilan air oleh warga. Untuk Dusun Dayakan dan Sengir, Sumberharjo jaringan pipa dipasok dari sumur bor Bleber.

Desa Sambirejo memperoleh pasokan air dari sumur bor di Dusun Majasen, Bokoharjo. Sumur bor ini cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga Sambirejo. Sebagian kecil warga Wukirharjo dan Sumberharjo bisa menikmati jaringan ini. Sedangkan, jaringan pipa untuk sebagian besar warga Desa Wukirharjo dan Gayamharjo yang mulai beroperasi tahun ini masih mengalami kendala.

"Saat ini air sebenarnya sudah naik tetapi belum bisa maksimal. Gangguan utama adalah kerusakan jaringan pipa karena terkena longsoran saat gempa. Rumah pompa rusak dan konstruksi pondasi pompa miring. Beberapa kerusakan sudah diperbaiki tetapi jaringan pipa masih belum bisa berfungsi optimal," kata Giyanto, Kepala Sie Operasional, Bidang Penanggulangan Bencana Alam, Dinas Pengairan Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman.

Kondisi ini, lanjutnya, menyebabkan target pengurangan pasokan tangki air tidak tercapai. Dengan adanya jaringan pipa air, bantuan air setiap tahun dikurangi. Tahun 2004 bantuan air sebanyak 1.608 tangki, tahun 2005 berkurang menjadi 1.196 tangki. Tahun 2006, bantuan tangki air ditargetkan hanya 800 tangki.

Tahun ini, ujar Giyarto, droping air sudah dimulai sejak 10 Agustus dan akan dihentikan akhir Oktober. Bila hujan belum turun bantuan air akan diperpanjang. Setiap hari dioperasikan empat mobil tangki kapasitas 3.000 liter untuk melayani 19 dusun. Setiap tangki melakukan droping empat kali dalam sehari. AgungSetyahadi



Post Date : 16 Oktober 2006