Jaring Sampah Jadi Pilihan

Sumber:Koran Sindo - 28 April 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

PALEMBANG(SINDO) – Secara bertahap, sungai dan anak sungai di Kota Palembang akan dipasang jaring sampah untuk mencegah pendangkalan dan banjir.

Tahun ini, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Palembang akan menambah lagi jaring sampah (trash boom) di tiga lokasi sungai. Jaring ini berfungsi untuk menghalau sampah dan mengurangi pendangkalan sungai. Kasubdin Pengelolaan Sumber Daya Air pada Dinas PU Kota Palembang Yahya Ilyas menyebutkan, ketiga jaring itu akan diletakkan di kawasan 26 Ilir, anak Sungai Bendung di Jalan Basuki Rahmat, dan Sungai Aur 8 Ulu.

”Pemasangan jaring sampah ini sudah dilakukan di delapan titik.Upaya kita selain agar sungai tampak bersih, juga mencegah pendangkalan sungai,”ujarnya di Palembang kemarin. Yahya menjelaskan, pendangkalan sungai terjadi akibat penumpukan sampah yang dibiarkan terus menerus. Akibatnya, sampah menjadi gumpalan dan tenggelam dengan sendirinya.Tanpa arus yang kuat, sampahsampah itu akan menjadi endapan sehingga mendangkalkan sungai.

Dengan jaring, ujar dia, sampah-sampah itu akan terpusat sehingga mudah dapat diangkat. ”Satu jaring sampah membutuhkan dana Rp30 juta, dan sekarang sedang ditenderkan,”tuturnya. Delapan titik yang dipasangi jaring sampah, terang Yahya, antara lain tiga di Sungai Bendung, tiga di Sungai Sekanak, dan satu lagi di Jalan Radial. Dari lokasi tersebut, penggunaan jaring sampah dirasa cukup efektif. Setiap hari, selalu saja terlihat tumpukkan sampah yang berhasil dihalau jaring.

Pihaknya pun telah menyiapkan truk atau alat berat untuk mengangkut dua dan tiga kubik sampah setiap harinya. Dalam upaya pencegahan banjir di Kota Palembang, pihaknya juga melakukan pengerukan pada kolamkolam retensi yang mengalami pendangkalan. Untuk saat ini, telah dilakukan pengerukan kolam retensi di samping Rumah Sakit Islam Siti Khadijah.

”Sudah sangat mendesak pengerukan kolam retensi di daerah sport hall. Sekali melakukan pendangkalan, kita memerlukan waktu satu hingga dua bulan,”jelasnya. Ketua Komisi III DPRD Palembang Ilyas Hasbullah mengatakan,pemasangan jaring sampah dapat berfungsi sebagai tindakan preventif menghadapi banjir. ”Saya pikir akan efektif kalau setiap sampah yang terkumpul segera diangkut. Bila terjadi pendangkalan, justru biayanya akan lebih besar,” jelasnya.

Penggunaan jaring sampah, kata dia, juga berguna agar kondisi sungai tampak bersih, sebab sangat sulit mengharapkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah ke sungai. ”Kita upayakan agar tahun depan anggaran untuk mengatasi banjir bisa lebih besar lagi,” janji Ilyas. Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman (DKP) Kota Palembang Zukfikri Simin mengatakan, sampah-sampah di darat maupun di sungai akan dibuang dan diolah di tempat pembuangan akhir (TPA).

Volume sampah di Kota Palembang pada setiap harinya berkisar tiga ribu meter kubik per hari,namun akan bertambah musim buah dan musim penghujan.”Volume akan meningkat sebesar 20–30%,”katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel Sri Lestari menilai, persoalan mengatasi banjir bukan hanya sebagai pengadaan penjaring sampah di sungaisungai, namun masalah yang lebih kompleks, seperti kondisi rawa di Kota Palembang yang sebagian besar telah menjadi daratan tanpa sistem tata ruang yang baik. Selain itu, menurut dia, kerusakan lingkungan di hulu Sungai Musi juga semakin parah. ”Persoalan sampah hanya bagian kecil.

Kerusakan di hulu sungai dan pendangkalan sungai menjadi hal yang serius untuk penanganan banjir di Palembang,” tuturnya. Sri menegaskan,anggaran yang cukup besar tidak bisa dijadikan alasan untuk mengatasi persoalan banjir.Pengembangan teknologi banjir akan jauh lebih efisien daripada harus merehabilitasi banjir yang telah terjadi. ”Jumlah penduduk akan terus bertambah,begitu juga dengan hunian. Hal ini harus diimbangi dengan sistem tata ruang yang baik,”harapnya. (siera syailendra)  



Post Date : 28 April 2008