|
JAKARTA - Warga Jakarta diminta waspada terhadap kemungkinan banjir di awal 2005. Menurut perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), pada Januari dan Februari 2005, intensitas hujan sangat tinggi, menyebabkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta terancam banjir. Lokasi rawan banjir parah akan terjadi di sejumlah tempat seperti Kapuk, Cengkareng Barat, Kelapa Gading Barat, Kedaung Kali Angke, Utan Kayu Selatan, Kayumanis, Balimester, Kampung Melayu, Pisangan Baru dan Cipinang Melayu. Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Informasi BMG Endro Santoso kepada Investor Daily, Selasa (28/12). Endro menjelaskan, berdasarkan pantauan BMG, khusus untuk malam tahun baru atau tanggal 31 Desember 2004 sampai 1 Januari 2005, curah hujan di DKI Jakarta masih relatif aman. Namun curah hujan yang tinggi pada Januari Februari akan menjadi pemicu banjir. la mengingatkan, tingginya permukaan laut di Tanjung Priok jika dibarengi curah hujan dengan intensitas tinggi di daerah hulu (Puncak, Bogor) bisa mengakibatkan beberapa daerah di DKI Jakarta bagian utara terendam air. Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Subdin Kesiagaan Dinas Tramtib dan Linmas Provinsi DKI Jakarta Heru J Santoso menjelaskan, hingga Senin ketinggian debit air di pos pemantau pintu air Krukut Hulu telah berada di atas normal, mencapai 144 cm. Normalnya hanya 100 cm. Sedangkan debit air di pos pemantau Pesanggrahan sudah menurun menjadi 100 cm. Sebelumnya, sejak Minggu hingga Senin permukaan air sudah mencapai 170 cm. Batas normalnya 150 cm. "Apabila ketinggian air di pos Pesanggrahan mencapai 250-350 cm dan di Krukut Hulu mencapai 200 300 cm, beberapa daerah di sekitarnya terendam air," kata dia. Sementara itu Endro mengatakan, geografis Jakarta yang merupakan dataran rendah dan dilalui 13 sungai menjadi salah satu faktor pemicu banjir. Kondisi ini membuat daerah resapan air sangat kurang. Apalagi, prasarana pengendali banjir dinilai belum terlalu efektif mengurangi intensitas banjir di Ibukota. Menurut dia, intensitas curah hujan lebat diperkirakan tak hanya terjadi di Jakarta. Hujan lebat itu juga, akan terjadi di daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada Januari tahun depan. "Secara klimatologi, puncak curah hujan akan terjadi antara awal hingga akhir Januari 2005 karena peningkatan embusan angin barat," tutur klimatolog ini. Mengantisipasi turunnya banjir, Pemprov DKI Jakarta telah menertibkan bantaran kali. Kepala DPU Pemprov DKI Fodly Misbach mengatakan, pihaknya sudah menertibkan bantaran Kali Tirem sepanjang satu kilometer. "Memang sempat ada protes dari warga setempat, tapi apa boleh buat, itu harus kami lakukan," tutur Fodly kepada Investor Daily, tadi malam. Kawasan bantaran lainnya yang sudah ditertibkan adalah Kali Angke sepanjang 400 meter. Caranya antara lain dengan membongkar bangunan rumah penduduk yang menjorok ke badan sungai. "Kami juga membersihkan sampah sampah di kali," tuturnya. Menghadapi bahaya banjir yang diramalkan terjadi pada Januari hingga Februari 2005 mendatang, Fodly mengatakan, pihaknya telah membentuk Posko Banjir yang disiagakan selama 24 jam penuh. Dari posko itu pula pihaknya melakukan koordinasi dengan semua pintu air baik yang di Jakarta maupun di Depok, seperti pintu air Sawangan, Ciliwung, Cipinang, Pesanggrahan, dan Manggarai. Di posko Satkorlak, kata dia, sudah terkumpul banyak karung pasir dan perahu karet. (ban/dud/tp) Post Date : 29 Desember 2004 |