Jangan Salahkan Kami ...

Sumber:Kompas - 25 Januari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Tak pelak lagi, Waduk Gajah Mungkur yang terletak di Wonogiri banyak dituding sebagai penyebab meluapnya Bengawan Solo. Akibatnya, banyak pihak sempat meminta agar pintu air waduk tidak dibuka. Tentu itu bukanlah tindakan bijaksana. Setidaknya, itu menurut pandangan Erwin Budoyo, Kepala Biro Teknik Perum Jasa Tirta I Bengawan Solo.

Jangan salahkan kami. Justru tugas waduk adalah untuk mengendalikan banjir, bukan menyebabkan banjir. Fungsiutama waduk untuk mengendalikan dari debit besar ke debit kecil, katanya. Kemarin, kalau mau mengikuti saran mereka, ya waduk akan mbludak (luber). Kota Solo mungkin benar-benar tenggelam, lanjutnya.

Menurut Erwin, meluapnya Bengawan Solo tanggal 26 Desember 2007 disebabkan curah hujan yang luar biasa tinggi. Akibatnya, 13 sungai besar yang bermuara di Bengawan Solo juga meluap. Begitu juga enam sungai yang mengalir ke Waduk Gadjah Mungkur di Wonogiri, yaitu Sungai Wuryantoro (5,8 persen), Nunggahan dan Alang (18,7 persen), Solo Hulu (15,6 persen), Temon (5,5 persen), Tirtomoyo (16,3 persen), dan Sungai Keduang (33,8 persen).

Mengutip data dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), ia mengatakan, tanggal 25 Desember 2007 curah hujan tertinggi terjadi di Jatisrono di Upper Solo sebanyak 278 mm, disusul Ponorogo (263 mm), dan Sragen (260 mm).

Lalu di Tawangmangu (194 mm), Kalijambe (186 mm), Purwantoro (165 mm), Batuwarno (163 mm), Ngebel Madiun (162 mm), Nawangan (147 mm), Pracimantoro (145 mm), Sooko Madiun dan Wonogiri (136 mm), Pabelan (133 mm), Jiwan Madiun (120 mm), Magetan dan Jejeruk (119 mm), Ngawi (112 mm). Sementara di Ngrambe, Tulung, dan Slahung curah hujan antara 80 mm hingga 95 mm, sedang Nepen dan Klaten bercurah hujan 50 mm dan 52 mm.

Kondisi curah hujan itu membawa simple average pada angka 142 mm. Satu angka yang luar biasa tinggi di wilayahtersebut, yang biasanya berkisar antara 3 mm hingga 43 mm. Kondisi itu menyebabkan longsor di beberapa daerah.

Dalam catatan Kompas , tingkat curah hujan pada jumlah itu untuk daerah Wonogiri umumnya dicapai dalam waktusatu bulan. Karena itu, ketika tinggi muka air telah melebihibatas tertentu, pintu air harus dibuka karena bila pintu airtidak dibuka, waduk akan jebol.

Ini termasuk kejadian luar biasa. Jelas anak sungai akan meluap, kata Erwin. Menghadapi curah hujan yang begituluar biasa tersebut, pintu air dibuka sesuai manual operationWaduk Wonogiri, yaitu pada skala 400 meter kubik perdetik. Penjelasan itu diperkuat Suwartono, Kepala Divisi Jasa Air Sumber Air Bengawan Solo, Tirta Jasa I.

Menyinggung masalah sedimentasi yang terjadi di Waduk Gajah Mungkur, Erwin mengatakan, sedimentasi memang terjadi, namun terkumpul di tubuh bendungan. Diakui, sedimentasi mencapai 3 juta meter kubik per tahun. Untuk itu, pihaknya bekerja sama JICA Jepang berupaya menurunkan sedimentasi tersebut. Diharapkan, kerja sama itu bisa menurunkan sedimentasi menjadi satu juta meter kubik per tahun. (RIE)



Post Date : 25 Januari 2008