Jangan Berbicara Air Bersih di Kawasan Braga

Sumber:Pikiran Rakyat - 08 November 2010
Kategori:Air Minum

Sulianti (42) sedang mencuci piring di depan rumahnya. Ia mengucurkan air dari keran yang terpasang di sana. Airnya deras. Meski hari sudah malam, debit air tidak menjadi kecil. "Ini bukan air dari PDAM. Ini air dari sana," katanya sambil menunjuk bangunan tinggi yang berada tidak jauh dari rumahnya di RT 5 RW 8 Kel. Braga Kec. Sumur Bandung Kota Bandung. Ia menyebut air itu pemberian dari Braga City Walk (BCW).

Rohman (46), suami Sulianti mengatakan, sejak sekitar dua tahun belakangan, warga bisa menggunakan air yang disediakan oleh BCW. Menurut dia, hal itu sebagai salah satu bentuk tanggung jawab pengembang bangunan itu terhadap masyarakat sekitarnya. "Sebelum pembangunan hotel dan apartemen di sana, pengembang berjanji akan memberi air untuk warga di Braga sebagai tanggung jawab. Pembangunan itu membuat air tanah tersedot semua. Air sumur menjadi habis. Sekarang semua warga RW 4 dan 8 menggunakan air pemberian BCW," katanya.

Air itu digunakan untuk mandi dan mencuci saja. Sementara air untuk minum dan masak didapatnya dari membeli air PDAM dari tetangganya yang berlangganan air. Ia memang tidak menjadi pelanggan PDAM.

"Kalau dimasak biasa sebagai air putih kadang tidak apa-apa, tetapi kalau dikasih teh jadi hitam," katanya.

Meski kebutuhan airnya tak bisa dipenuhi dari air BCW semua ia tetap tak berniat menjadi pelanggan PDAM. Dari pengalaman tetangga-tetangganya, berlangganan air PDAM pun tak menyelesaikan persoalan airnya. Air PDAM tidak mengalir sepanjang hari. Biasanya hanya mengalir pada siang sampai sore hari saja. Itu pun air baru keluar jika sambil disedot dengan pompa air bertenaga listrik.

Kesulitan air yang dihadapi keluarga Rohman, juga dialami oleh pemilik toko di Jalan Braga. Herny (56), salah seorang pemilik toko di sana, harus mengangkut 10 jeriken setiap hari dari rumahnya di kawasan Jln. Halimun. Setiap jurigen berisi sekitar 18 liter air. Itu semua dilakoninya karena di Braga tidak ada air.

Untuk memenuhi kebutuhan air di tokonya, Herny pernah berniat membuat sumur. Ia lantas membuat sumur dan membeli pompanya. Namun setelah dipasang, air tetap tidak keluar.

"Mungkin karena titik air yang salah," ujarnya. Ia berharap suatu saat air PDAM akan lancar kembali, sehingga ia tak perlu lagi mengangkut air dari rumahnya.

Saat akan dimintai informasi lebih jauh, pihak manajemen BCW belum bisa dihubungi. Sementara Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung, Meliana Sapartini mengatakan, kondisi debit air PDAM yang terbatas mengakibatkan air tidak mengalir sepanjang hari ke kawasan Braga.

Aliran air harus dilakukan secara bergilir. Pemasangan pompa air ketika air tidak menyala justru membuat warga lain tidak mendapatkan air. "Pelanggan yang tidak punya pompa air jadi kasihan karena akhirnya tidak kebagian air," ujarnya.

Jadi jangan bicara air bersih di kawasan Braga, karena di sana warga sudah melupakan bagaimana rasanya air bersih dari PDAM ataupun dari air tanah. (Catur Ratna Wulandari/"PR")



Post Date : 08 November 2010