|
Jambi, Kompas - Musim hujan awal 2006 ini menyebabkan air Sungai Batanghari di Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, terus naik. Ratusan hektar lahan pertanian dan permukiman di pinggir sungai terendam 30 sentimeter hingga 1,5 meter. Daerah yang terendam antara lain di Kecamatan Telanaipura, Jambi Timur, Pelayangan, dan Danau Teluk, Kota Jambi. Banjir rutin tahunan itu menyebabkan ratusan keluarga di Pelayangan dan Danau Teluk kembali menggunakan perahu sebagai sarana transportasi dari rumah ke jalan raya, masjid, pasar, sekolah, dan sebagainya. Dalam tiga hari ini air Sungai Batanghari naik cukup tinggi, rata-rata 50 sentimeter per hari. Hari Minggu (15/1) di pekarangan rumah saya ini kedalaman air baru hingga lutut, kini sudah sampai pinggang, kata Muhammad Ali (42), penduduk Desa Tanjung Pasir, Danau Teluk, Selasa (17/1). Meskipun genangan air makin tinggi, belum ada lantai rumah penduduk yang terendam. Tempat tinggal warga umumnya berbentuk rumah panggung dengan tinggi lantai 300-400 sentimeter dari permukaan tanah. Diperkirakan, belasan hektar tanaman palawija seperti jagung, singkong, ubi jalar, dan kacang tanah, serta sayuran kacang panjang, bayam, dan terong yang baru berusia satu bulan sampai dengan 1,5 bulan di pekarangan dan bantaran sungai di Kota Jambi mati akibat terendam. Sebagian penduduk masih berusaha memanen singkong di lahan yang telah terendam hingga lutut. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Bandar Udara Sulthan Thaha Jambi RL Tobing mengungkapkan, dari pemantauan citra satelit dan pengamatan synoptik, intensitas curah hujan di Jambi dalam 10 hari mendatang, hinggga 27 Januari 2006, masih akan tetap tinggi. Hujan lebat disertai angin badai dan petir akan turun hampir merata, katanya. Menurut RL Tobing, pada awal Januari 2006 ini Jambi baru memasuki musim hujan dan puncaknya terjadi pada Maret 2006. Daerah aliran sungai (DAS) Batanghari dan anak-anak sungainya yang meliputi hampir seluruh Jambi memang rawan banjir, hampir setiap tahun dilanda banjir rutin. Penyebabnya antara lain karena terjadi kerusakan lingkungan di kawasan DAS tersebut. Daerah tangkapan hujan dibuka untuk berbagai keperluan, misalnya permukiman transmigrasi, perkebunan, dan permukiman. (nat) Post Date : 18 Januari 2006 |