|
Jambi, Kompas - Di luar dugaan, pada akhir Maret ini Jambi dilanda banjir cukup besar. Hujan yang banyak turun dan bahkan hampir merata di provinsi itu sejak pertengahan Maret menyebabkan Sungai Batanghari kembali meluap. Sampai Kamis (31/3), belasan ribu hektar lahan pertanian, permukiman, dan pekarangan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari di Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi terendam satu hingga dua meter. Beberapa rumah di Kelurahan Sijenjang misalnya, terendam 10-20 sentimeter. Meskipun ketinggian permukaan air Sungai Batanghari di Kota Jambi sudah mencapai sekitar 14 meter di atas permukaan laut (dpl), sebagian besar rumah penduduk yang berada di pinggir sungai masih aman dari banjir karena merupakan rumah panggung. Beda ketinggian permukaan air dengan lantai rumah penduduk yang berada di DAS Batanghari sekitar 25-75 sentimeter. Namun, ratusan hektar tanaman palawija dan sayuran di lahan pekarangan dan lahan pertanian terendam dan dipastikan hancur. Belasan sapi peliharaan penduduk di Kelurahan Sijenjang sejak Rabu juga dipindahkan ke jalan karena kandangnya sudah terendam air setinggi setengah meter. "Air masih terus naik. Di lahan pekarangan sudah hampir satu meter. Sapi saya pindahkan ke pinggir jalan yang lebih tinggi hampir dua meter dan tidak akan mengganggu lalu lintas," kata Ahmad, pemilik dua sapi di Sijenjang. Pemantauan Kompas menunjukkan, kawasan yang terendam banjir di Kota Jambi adalah Kecamatan Pelayangan, Danau Teluk, sebagian Kecamatan Telanaipura, dan Jambi Timur. Di Muaro Jambi kawasan yang terendam adalah Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernan, Maro Sebo, dan Kumpeh Ulu. Ketinggian permukaan air Sungai Batanghari di Kota Jambi saat ini sekitar 14,30 meter dpl. "Banjir akhir Maret ini mengagetkan banyak penduduk yang tinggal di pinggir Sungai Batanghari. Biasanya pada bulan Maret setiap tahun memang ada banjir, permukaan air Sungai Batanghari naik, tapi tidak pernah setinggi ini," ujar Husin (45), penduduk Sijenjang. (nat) Post Date : 01 April 2005 |