|
SUMBER, (PR).- Bencana banjir kembali menyergap daerah wilayah utara Kab. Cirebon pada Minggu (2/3) malam sampai Senin (3/3). Jalur pantura, terutama ruas Palimanan-Arjawinangun sempat lumpuh akibat genangan air setinggi antara 15 sampai 20 cm. Banjir disebabkan hujan lebat yang turun lebih dari enam jam di kecamatan wilayah utara dari mulai Plered, Palimanan, Arjawinangun, Gegesik, sampai Susukan. Kemudian makin diperparah meluapnya Sungai Sigranala yang melintasi Kec. Arjawinangun dan Gegesik pada Minggu pukul 22.00 WIB. Antrean panjang kendaraan terjadi di pantura. Kendaraan ke arah Jakarta harus antre karena terhalang genangan air setinggi 15 sampai 20 cm, juga sebaliknya untuk kendaraan ke arah timur baik Cirebon maupun Jateng. Belasan sepeda motor mogok akibat air masuk ke knalpot. Arus lalu lintas kembali normal setelah air menyusut pukul 1.00 WIB, Senin. Di Gegesik, akibat meluapnya Sigranala, ratusan rumah warga terendam. Sedikitnya ada lima desa yang tergenang air luapan sungai di Kec. Gegesik, yakni Desa Gegesik Wetan, Gegesik Lor, Pananggul, Bayalangu Lor, dan Bayalangu Kidul. Air masuk ke rumah penduduk sampai ketinggian 50 cm. Jalan kecamatan dan desa lumpuh karena terendam, hingga Senin pagi, genangan masih cukup tinggi di atas 20 cm. Suneni (50), warga Bayalangu Lor menuturkan, air mulai masuk rumah warga pada pukul 22.30 WIB. Genangan air tertinggi terlihat di rumah warga yang dekat sungai dengan ketinggian mencapai 75 cm. Selain jalan kecamatan dan desa, fasilitas umum seperti sekolah juga terendam. Terparah dialami SD Negeri Bayalangu 4 yang siswanya terpaksa diliburkan. "Kami tak bisa memaksakan siswa tetap sekolah. Kalau dipaksakan, kegiatan belajar- mengajar terganggu, air sudah masuk ke kelas mencapai lebih dari 15 cm," tutur Supendi (43) Kepala SDN Bayalangu 4. Sungai meluap Dari Sumedang dilaporkan 98 rumah di Dusun Babakan Desa Darmawangi Kec. Tomo Kab. Sumedang, Minggu (2/3) malam, diterjang banjir, akibat Sungai Cisaarwadon meluap. Banjir ini menggenangi perumahan warga dengan ketinggian rata-rata satu meter, dari pukul 16.00 WIB hingga 00.20 WIB. Keterangan yang diperoleh "PR" menyebutkan banjir ini terjadi ketika daerah Tomo dan sekitarnya diguyur hujan mulai Minggu siang. Sebagian besar air hujan itu masuk ke aliran Sungai Cisaarwadon. Aliran sungai ini masuk atau bermuara ke Sungai Cilutung. Arus air yang masuk ke Sungai Cisaarwadon, memasuki sore hari berbalik lagi. Ada dugaan arus sungai berbalik karena Sungai Cilutung, tidak mampu menampung air yang datang dari Sungai Cisaarwadon. Akibatnya, aliran air dari Sungai Cisaarwadon terhambat. "Air sungai yang berbalik itu masuk dan menggenangi lingkungan permukiman Dusun Babakan," ujar warga Babakan, Senin (3/3). Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun warga di lima RT yang terkena banjir, kerepotan harus membersihkan rumah yang tergenang banjir. Bahkan, lumpur juga sempat masuk ke perumahan sehingga semalaman banyak warga yang kurang tidur karena harus membersihkan rumahnya. Sejumlah pekarangan rumah penduduk dan jalan desa di sekitar kampung tersebut masih tertutup lumpur bekas genangan air. Sejumlah warga hingga siang kemarin, masih disibukkan dengan membersihkan lantai dan perabotan rumah. Menurut Kepala Urusan Pemerintahan Desa Darmawangi Idi Aswadi dan mantan Kades Darmawangi Ujang Suherman, banjir di daerah Babakan beberapa kali terjadi. Untuk penanggulangannya, pihak Pemdes Darmawangi telah berkali-kali mengajukan permohonan bantuan kepada Pemkab Sumedang. Namun, upaya penanggulangan yang diharapkan tak kunjung tiba. Pihak Pemdes Darmawangi dan warganya berharap agar banjir langganan di dusun tersebut ditanggulangi dengan cara menormalisasi Sungai Cilutung. (A-91/A-93) Post Date : 04 Maret 2008 |