Jalur Pantai Barat Madina Masih Putus

Sumber:Koran Sindo - 09 September 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

MANDAILING NATAL (SINDO) – Hujan yang terus turun hingga kemarin di pantai barat Kabupaten Mandailing Natal (Madina) membuat kondisi jalan menuju daerah itu masih sangat sulit dilewati.Kendaraan roda empat pun belum bisa melintasinya.

Asril, salah seorang sopir kendaraan roda empat menuturkan, kendaraan roda empat belum bisa melewati Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Desa Patiluban Hilir dan Patiluban Mudik, yang dilanda banjir dan longsor sejak Sabtu (6/9).

Meski air mulai surut, mobil belum bisa melewati jalan karena longsoran tanah masih menimbun badan jalan. “Saat ini mobil saya mengalami kerusakan dan terjebak di lokasi longsor. Di lokasi, saya lihat sudah ada warga yang membersihkan tanah bekas longsoran di badan jalan.

Mereka (warga) meminta upah Rp20.000 kepada orang yang melintas,”katanya kemarin. Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina belum menurunkan alat berat untuk membersihkan longsoran dari jalan. “Kalau hanya tenaga manusia, kemungkinan mobil tidak akan bisa lewat,”ujarnya.

Riswan, salah seorang mahasiswa yang berasal dari Kecamatan Natal, mengaku terpaksa pulang dengan mengendarai sepeda motor karena jalan belum bisa dilintasi mobil. Sementara itu, Bupati Madina Amru Helmi Daulay mengatakan proses pembersihan bekas longsoran tersebut sedikit lamban karena terbatasnya alat-alat berat milik pemkabnya.

“Di Kabupaten Madina hanya ada dua alat berat untuk menanggulangi bencana longsor, makanya sangat lamban. Dua alat ini pun digilir ke daerah lain,” katanya. Ketinggian air akibat banjir bandang yang terjadi di kabupaten Batubara dan Asahan mulai berkurang. Namun, di sejumlah titik terparah yang dilanda banjir seperti di Kabupaten Batubara, air masih menggenangi ratusan rumah warga.

Akibatnya, aktivitas ekonomi warga lumpuh total. “Kami sudah sembilan hari tak kerja gara-gara banjir ini,” kata Kepala Dusun 7 Kampung Rawa Dolik, Desa Air Hitam Ulu,Suwarno kemarin. Menurut dia, warga di dusun ini sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.

Sebanyak 75 kepala keluarga (KK) yang bekerja sebagai buruh tani tidak bisa aktivitas. Mereka hanya bisa termangu melihat genangan air yang menerobos rumah warga yang mencapai ketinggian antara ? sampai 1 meter lebih. “Kerja kami hanya beginilah, bolak-balik keluar masuk rumah.

Mau diapakan lagi,” tuturnya. Di Dusun 7 ini, genangan air masih terlalu tinggi.Tidak ada penurunan ketinggian debit air.Padahal banjir yang terjadi di kawasan ini sejak hari punggahan (satu hari sebelum puasa). Luapan air sungai di sekitar perkampungan penduduk tersebut mulai membanjiri lahan perkebunan kelapa sawit.

Hujan lebat yang terus turun sepekan terakhir menjadi pemicu meluapnya air sungai. “Sebagian besar anakanak sudah terserang demam, batuk, flu dan gatal-gatal,” ucapnya. Kondisi warga di sini sudah sangat memprihatinkan. Jika banjir tidak surut dan kondisi tidak pulih seperti sedia kala, ratusan warga di sana terancam kelaparan.

“Ya, kalau begini terus, macam mana warga mau bekerja mencari nafkah,”tandas Suwarno. Kondisi yang sama juga ditemui di Desa Padang Genting Kecamatan Talawi. Ratusan rumah warga terendam di sana. Menurut laporan aparat desa kepada Penjabat Bupati Batubara Syaiful Syafri, 400 rumah terendam banjir.

Selain perumahan, sejumlah fasilitas pemerintahan ikut terendam, di antaranya puskesmas pembantu dan fasilitas lainnya. Walau ketinggian air di sebagian tempat di desa itu cukup tinggi,warga tidak mengungsi.

Selain tidak ada tempat yang disiapkan pemerintah desa setempat sebagai tempat pengungsian, warga juga merasa enggan untuk meninggalkan rumahnya.“ Kalau kami mengungsi, mau ke mana. Paling-paling ke kantor kepala desa. Mana muat,”kata Salmah.

Turunkan Alat Berat

Syaiful Syafri menyebutkan, pemerintah daerah akan segera menurunkan alat-alat berat ke kawasan titik-titik terparah terjadinya banjir. Pemkab akan segera mengeruk sejumlah sungai yang telah mengalami penyempitan dan sedimentasi “Saya akan turunkan beckhoe untuk melakukan pengerukan sungai,”katanya.

Ketika berkunjung, Syaiful didampingi anggota DPRD Kabupaten Batubara, yakni Ketua Komisi A Sahari dan Ketua Fraksi Demokrat Syarkowi Hamid, serta sejumlah manajer dari PTPN4 Bah Jambi.

Sebanyak 10 ton beras diberikan mereka kepada warga. Dia menambahkan, Pemkab Batubara terus berusaha memasok kebutuhan pangan ke masyarakat yang terkena banjir. “Kepada Kadis (Kepala Dinas) Kesehatan, saya minta segera menurunkan tim untuk mengobati para warga,”ujarnya. (zia ul haq/ edy gunawan hasby)



Post Date : 09 September 2008