Jalan Utama Kota Palembang Tergenang Air

Sumber:Kompas - 19 Agustus 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Palembang, Kompas - Kemacetan lalu lintas yang parah terjadi setelah sejumlah ruas jalan utama Palembang tergenang air rata-rata 0,5 meter, Rabu (18/8). Ini karena saluran drainase yang berada di pinggir jalan utama tak mampu menampung volume air hujan yang mengguyur selama empat jam.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, genangan air ini terjadi di Jalan Basuki Rahmat, Simpang Kenten, Simpang Polda, dan Jalan Angkatan 45. Genangan yang paling parah terjadi di Jalan Basuki Rahmat, tepatnya di depan Mal Palembang Trade Centre (PTC). Seluruh badan jalan sepanjang 500 meter terendam air dengan ketinggian sekitar setengah meter.

Banjir yang menggenangi ruas jalan utama ini tidak hanya menimbulkan kemacetan lalu lintas parah, tetapi juga mengakibatkan belasan sepeda motor milik warga mogok karena mesinnya terendam air. Situasi ini membuat kemacetan kian tak terkendali karena sebagian pemilik menuntun sepeda motornya melewati di tengah badan jalan.

Nursyahbani (43), warga Kelurahan Sukabangun yang ditemui di simpang empat Angkatan 66, mengatakan, sepeda motornya mogok setelah melintasi genangan air di depan SPBU Pertamina di Jalan Basuki Rahmat.

”Banjir akibat hujan deras di ruas jalan ini mulai dari SPBU hingga depan Mal PTC sebenarnya tak hanya terjadi sekali ini. Meski sudah berkali-kali terjadi, tetapi tak kunjung ada upaya pembenahan dari pemerintah. Baru sekali ini sepeda motor saya mogok akibat genangan air tersebut,” katanya.

Banjir di Palembang juga terjadi di sekitar Jalan Angkatan 45, di belakang GOR Sriwijaya yang akan menjadi salah satu tempat pertandingan SEA Games 2011.

Banjir di kawasan tersebut dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan peserta SEA Games 2011. Pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara itu berlangsung pada November yang sudah memasuki musim hujan.

Persoalan klasik

Banjir yang menggenangi seluruh badan jalan utama ini sebenarnya dipicu persoalan klasik, yakni minimnya daya tampung saluran drainase dan sampah yang menutup sebagian saluran.

Salah satu contoh pada ruang jalan dari Simpang Kenten hingga Simpang Patal. Di ruas tersebut, saluran drainase hanya dibangun dengan lebar dan ketinggian masing-masing sekitar 0,5 meter. Dengan ukuran yang kurang memadai, saluran drainase itu tentu saja tidak akan bisa menampung volume air hujan yang intensitas curahnya lebih dari dua jam.

Berdasarkan catatan Kompas, Pemerintah Kota Palembang telah melakukan beberapa upaya mencegah banjir, antara lain memasang pompa air dan proyek normalisasi Sungai Bendung. Pemerintah pusat pada tahun 2010 telah mengucurkan dana Rp 1,6 miliar untuk proyek tersebut yang bertujuan mengurangi banjir di Palembang.

Dampak La Nina

Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kenten, Palembang, M Irdam menjelaskan, hujan yang turun dengan deras sejak dua hari terakhir merupakan dampak fenomena cuaca yang disebut La Nina.

La Nina menyebabkan curah hujan tinggi meskipun sudah memasuki musim kemarau. La Nina telah menyebabkan banjir di beberapa negara, seperti China.

”Selama bulan puasa diperkirakan masih terjadi hujan pada sore sampai malam hari. Intensitas hujan mulai dari hujan ringan sampai lebat disertai petir,” kata Irdam.

Menurut Irdam, curah hujan selama bulan Agustus sudah mencapai 95 milimeter yang berarti menunjukkan peningkatan. Padahal, curah hujan pada bulan Juni hanya 155 milimeter dan bulan Juli 95 milimeter.

Irdam mengutarakan, tingginya curah hujan perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor. Para petani juga perlu mewaspadai fenomena La Nina karena berpengaruh pada tanaman.

Berdasarkan prakiraan BMKG, musim hujan pada tahun 2010 akan tiba lebih cepat, yaitu bulan September. ”Biasanya, musim hujan baru tiba pada bulan Oktober, tetapi untuk tahun 2010 bakal lebih cepat,” ujarnya. (WAD/ONI)



Post Date : 19 Agustus 2010