|
BANJARMASIN (Media): Lalu lintas antara Banjarmasin (Kalimantan Selatan)-Palangkaraya (Kalimantan Tengah) masih terputus akibat banjir di Jalan Trans Kalimantan. Para pengguna jalan tersebut berencana melakukan gugatan class actions kepada pemerintah dan kontraktor pembangun jalan tersebut, karena merasa dirugikan. Banjir setinggi sekitar satu meter di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), terjadi sejak tiga pekan lalu. Akibatnya, distribusi sejumlah kebutuhan pokok di dua wilayah tersebut hingga kini masih tersendat. Beberapa pengemudi truk ekspedisi yang ditemui Media, kemarin, mengatakan, meski sudah ada tanda-tanda banjir mulai surut, jalan di wilayah Desa Tumbang Nusa belum bisa dilalui kendaraan. ''Hingga kini kendaraan belum bisa melintasi daerah banjir. Terpaksa barang bawaan diangkut dengan jasa perahu,'' kata Ijay, pengemudi truk ekspedisi di Banjarmasin, kemarin. Hal senada juga dikemukakan para pengusaha jasa angkutan barang pedisi yang mengaku rugi akibat terputusnya jalan utama yang menghubungkan Kalteng dan Kalsel itu. Humaidi, pemilik ekspedisi CV Mega Citra Banjarmasin, mengatakan, akibat banjir masih merendam Jalan Trans Kalimantan, pihaknya belum bisa memaksimalkan penerimaan order pengiriman barang. Untuk sementara, katanya, order barang kiriman yang diterimanya hanya barang-barang yang tahan lama. Humaidi mengatakan, dia terpaksa menaikkan tarif angkutan menuju Kalteng karena harus mengeluarkan biaya operasional tambahan di daerah banjir berupa penggunaan jasa rakit dan perahu. Dia juga mengungkapkan, biaya yang harus dikeluarkannya untuk menyeberangkan barang menggunakan rakit di wilayah banjir kini mencapai sekitar Rp75.000. Sebab, selain sekitar dua kilometer jalan masih terendam air, di ruas jalan yang airnya mulai surut kini terdapat endapan lumpur cukup tebal yang sulit dilalui kendaraan. Belum lagi, ujarnya, ongkos angkutan darat dari Tumbang Nusa ke Palangkaraya yang mencapai sekitar Rp25.000. Dengan demikian, setiap truk ekspedisi dari arah Banjarmasin yang meneruskan perjalanan ke Palangkaraya menggunakan perahu harus mengeluarkan biaya tambahan Rp100.000 sekali jalan. Akibat banjir pula, harga kebutuhan pokok di wilayah Kalteng melonjak. Harga gula pasir yang biasanya hanya Rp4.200 per kilogram (kg), kini naik menjadi Rp4.500 per kg. Minyak goreng merek Bimoli naik dari Rp6.500 per liter menjadi Rp 7.500, daging ayam yang sebelumnya Rp16.500 per kg naik menjadi Rp17.000 hingga Rp20.000, dan telur ayam naik dari Rp7.000 menjadi Rp7.500 per kg. (DY/N-2) Post Date : 24 Mei 2004 |