|
Jakarta, Kompas - Hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, Rabu (24/11), membuat sejumlah ruas jalan tergenang air dengan ketinggian bervariasi sampai 50 meter. Genangan terjadi akibat saluran air yang menyempit dan mampet tertutup sampah. Pemprov DKI Jakarta pun menetapkan status siaga tiga pada awal musim penghujan bulan November ini. Menurut pemantauan Kompas, genangan terlihat di Jalan Pahlawan Revolusi, DI Panjaitan, Dewi Sartika, Jakarta Timur; lalu di Jalan Palmerah Utara, Kemandoran, Jakarta Barat. Hampir semua jalan di lima wilayah di Jakarta memang tergenang air. Hujan di Bekasi juga membuat warga yang tinggal di daerah-daerah rawan banjir mulai waswas. M Buang (57), warga Kampung Cangkring, Desa Jayalaksana, Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Rabu, mengatakan, jika Kali Ciherang yang melintasi wilayah itu meluap, air menggenangi jalan sampai ketinggian sebatas leher, sedangkan di dalam rumah mencapai sebatas pinggang. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Fodly Misbach mengatakan, mereka menyiapkan 300-an petugas untuk mengantisipasi banjir hingga awal tahun 2005. Mereka menjaga pompa air di sejumlah pintu air seperti Depok, Katulampa, Cipinang, Sunter Hulu, Pesanggrahan, dan Sawangan. Sebanyak 180 petugas ditempatkan di 156 stasiun pompa air yang rata-rata berkapasitas 280 meter kubik per detik. Status siaga tiga ditetapkan karena saat ini ketinggian air di Depok masih berkisar antara 50 hingga 250 m di atas permukaan laut (dpl). Jika ketinggian air mencapai 250 hingga 350 m dpl dinyatakan siaga dua. Sementara siaga satu diterapkan bila air di pintu air Depok di atas 350 m dpl. Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum berencana membangun waduk di Cibogo, Ciawi, Kabupaten Bogor, seluas 100 hektar dengan kedalaman 10 meter. "Keberadaan waduk itu kelak menampung limpahan air yang sangat besar, diharapkan akan mampu menampung 10 juta m air," jelas Fodly. Pembangunan proyek waduk itu akan dimulai pada 2005 dengan anggaran awal Rp 50 miliar yang berasal dari APBD 2005 untuk pembebasan lahan. Walau berada di Bogor, namun Pemprov Jakarta merasa bertanggung jawab untuk proses pembebasannya. Untuk konstruksi, dana diperkirakan mencapai Rp 100 miliar dan diambil dari APBN. Dari hasil penelitian, lanjut Fodly, total luas daerah cekungan yang ada di sepanjang Sungai Ciliwung sekitar 900 kilometer persegi atau satu setengah kali lebih luas dari wilayah Jakarta. Luapan air dari sungai itu akan selalu menjadi ancaman bagi Jakarta. "Ancaman luapan air dari Ciliwung akan terbantu oleh adanya waduk itu," katanya.(IVV/PIN/ELN) Post Date : 25 November 2004 |