Jalan Sempat Terputus

Sumber:Pikiran Rakyat - 16 Agustus 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

TASIKMALAYA, (PR).-Puluhan rumah dan ratusan hektare sawah serta kolam milik warga di Kab. Tasikmalaya selatan rusak parah dilanda banjir, Sabtu (14/8). Beberapa titik jalan pun sempat terputus. Kondisi itu terjadi karena hujan deras yang mengguyur terus-menerus beberapa hari terakhir. Namun, peristiwa tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa.

Dilaporkan, jalur Jalan Sindangreret-Cidadap, tepatnya di Kampung Cikeruh, lumpuh selama sehari karena ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Air menggenang pada titik jalan sepanjang dua ratus meter. Hal yang sama terjadi di Desa Ciawi. Akses jalan yang sempat terputus juga terjadi di Desa Bantarkalong, Kec. Cipatujah. Hal itu terjadi lantaran Sungai Cijalu meluap dan menggenangi ruas Jalan Karangnunggal- Cipatujah. Berdasarkan keterangan yang diperoleh "PR", banyak warga yang hendak bepergian ke Cipatujah terpaksa berputar arah dan mengurungkan niatnya.

Menurut Kepala Desa Karangnunggal, Tatang Bahtiar, selain rumah warga terendam, ratusan hektare sawah dan kolam milik warga juga jebol. Ia mengatakan, saat kejadian, pihaknya langsung memantau sejumlah titik untuk memastikan kondisi warga yang terkena bencana. Beruntung, banjir tak berlangsung hingga berhari-hari. Pada Minggu (15/8), kondisi sudah normal kembali dan hanya menyisakan sisa- sisa gerusan banjir. "Akan tetapi, kalau curah hujan terus-terusan seperti ini, warga tetap waswas," kata Tatang, Minggu (15/8).

Camat Cipatujah Najmudin Ajiz mengatakan, banjir juga terjadi di wilayah Kec. Cipatujah, seperti Kampung/Desa Bantarkalong, Kampung Citoe dan Kampung Jajaway Desa Cipatujah, dan Kampung Neglasari Desa Cipatujah. "Lebih dari dua jam para pengguna jalan harus menunggu kondisi air normal kembali," kata Najmudin, kemarin.

Jembatan rusak

Sementara itu, dua jembatan gantung yang ada di Desa Cempakasari, Kec. Bojonggambir rusak parah akibat luapan air Sungai Cikaengan. Bantalan dua jembatan tersebut terbawa arus sungai yang mengakibatkan jalur transportasi yang menghubungkan Desa Simpang, Kec. Cibalong, Kab. Garut dengan Desa Campakasari, Kec. Bojonggambir, Kab. Tasikmalaya terputus.

"Untuk dua jembatan gantung, kami sudah memerintahkan kepada masyarakat untuk melakukan swadaya memperbaikinya. Bantalannya bisa menggunakan kayu yang ada di sekitar jembatan," kata Camat Bojonggambir Heri Bimantoro, Minggu (15/8).

Kepala Desa Cempakasari Utis Sutisna mengatakan, warga yang ada di Kampung Cimuncang yang hendak keluar daerah harus menggunakan jembatan gantung Cempakasari yang jaraknya lumayan jauh. "Kalau menggunakan ojek sekitar Rp 20.000 untuk satu kali jalan. Memang jembatan tersebut jalur alternatif satu-satunya yang biasa dimanfaatkan masyarakat. Kalau putus, ya masyarakat bisa terisolasi," katanya.

Tetap waspada

Dari Ciamis dilaporkan, Bupati Engkon Komara meminta warga yang bermukim di dekat Sungai Ciseel untuk mewaspadai meluapnya kembali sungai tersebut sehingga airnya masuk ke perkampungan. Kewaspadaan itu perlu, mengingat hujan deras dimungkinkan turun lagi, seperti pada Jumat (13/8) malam hingga Sabtu (14/8) dini hari. Ia mengatakan itu ketika berkunjung ke Balai Desa Sukajaya, Kec. Pamarican, Minggu (15/8). Selain memberikan bantuan sembako untuk warga korban banjir, Engkon juga memberikan komando penanganan pascabanjir.

Menurut Engkon, untuk mengantisipasi datangnya banjir susulan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk melakukan perbaikan alur sungai yang ambrol. "Insya Allah semuanya bisa ditangani," katanya.

Mengenai kemungkinan munculnya penyakit pascabanjir, Engkon mengatakan bahwa ia sudah meminta jajaran terkaitnya untuk bersiaga di lokasi bencana. Ia juga sudah memerintahkan dibentuknya posko yang di dalamnya terdapat petugas kesehatan.

Kepala BBWS Citanduy Ir. Agus Rahardjo, yang dihubungi melalui telefon selulernya, mengatakan, untuk sementara pihaknya belum bisa melaksanakan langkah-langkah penanganan Ciseel. Alasannya, berdasarkan survei, genangan air masih relatif tinggi sehingga sulit untuk melakukan evaluasi cara penanganannya. "Namun demikian, kami sudah mempersiapkan karung plastik," katanya.

Dikatakan, hujan yang turun pada Jumat (13/8) memang berfrekuensi tinggi atau sangat deras. Bahkan, menurut Stasiun Pengamat Curah Hujan di Lemahneundeut, curah hujan pada Jumat malam itu mencapai seratus milimeter.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 619 keluarga (data sebelumnya sebanyak 470 keluarga) di enam desa di Kec. Pamarican Kab. Ciamis, terendam banjir. Banjir menyergap desa setelah Sungai Ciseel meluap akibat hujan deras sejak Jumat (13/8) malam sekitar pukul 21.00 WIB hingga Sabtu (14/8) pukul 3.00 WIB. Rumah yang terendam tersebut berada di Desa Neglasari, Bantarsari, Kertamukti, Sukajaya, Margajaya, serta Dusun Tamansari Desa Kertahayu.

Selain menyergap permukiman warga, banjir juga menyebabkan dua jalan yang menghubungkan dua desa terputus sejak Sabtu pagi. Ruas jalan yang sempat terputus itu adalah Jalan Raya Cidolog yang menghubungkan Desa Bantarsari dan Pasirnagara (Kab. Ciamis) dengan Cidolog (Tasikmalaya). Selain itu, ruas yang terputus adalah jalan penghubung Desa Sukajaya dengan desa Margajaya.

Surut tetapi cemas

Berdasarkan pemantauan "PR", Minggu (15/8), banjir yang sempat menggenangi enam desa di Kec. Pamarican, Kab. Ciamis mulai surut. Meskipun demikian, warga masih mengkhawatirkan datangnya banjir susulan. "Hujan kemungkinan besar akan kembali turun dengan deras. Oleh karena itu, kami khawatir jika terjadi hujan deras kembali, sungai itu akan meluap kembali ke permukiman," kata Umar, warga Bantasari.

Umar dan sejumlah warga lainnya meminta pemerintah dan BBWS Citanduy segera melakukan tindakan di sepanjang Sungai Ciseel, sejak dari hulu hingga muaranya. Pemerintah, menurut mereka, hendaknya tidak bertindak setelah muncul korban.

Hal itu juga disampaikan anggota DPRD Ciamis asal Pamarican, Wagino. "Harus segera ada penanganan serius secara menyeluruh. Mungkin harus melibatkan Pemkab atau Pemkot Tasikmalaya juga. Soalnya, hulu Ciseel berada di Tasikmalaya," katanya.

Kemarin, tidak kurang dari enam puluh anggota TNI dari Kodim 0613/Ciamis bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) Ciamis bahu-membahu dengan masyarakat korban banjir membersihkan rumah warga dari lumpur. Mereka juga memperbaiki selokan-selokan yang tersumbat agar air yang menggenangi permukiman warga benar-benar surut. (A-14/E-20/A-112)



Post Date : 16 Agustus 2010