|
Banda Aceh, Kompas - Jalur darat antara Banda Aceh dan Calang yang merupakan ibukota Kabupaten Aceh Jaya, terputus karena banjir. Air meluap hingga ke badan jalan pada ruas Meudhang Gon dan Geurute-Lamno, Aceh Jaya. Banjir terjadi pada beberapa daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah hujan mengguyur sejak Selasa (23/10). Ketinggian air pada beberapa wilayah bervariasi, antara 50 sentimeter hingga 1 meter. Afrizal, warga Desa Meudhang Gon, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya, ketika dihubungi, Rabu, mengatakan, hujan deras telah mengakibatkan air sungai Kuala Unga meluap. Akibatnya, pengusaha rakit penyeberangan yang ada di wilayah tersebut tidak berani mengoperasikan rakit-rakit penyeberangan . "Hujan sejak tadi malam deras sekali. Air di jalan cukup tinggi. Tidak ada kendaraan yang berani lewat," ujarnya. Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya Safrizal mengatakan, berdasarkan laporan yang dihimpun, tiga kecamatan di wilayah tersebut terkena banjir. Antara lain, Kecamatan Jaya, Kecamatan Teunom, dan Kecamatan Sampoinet. Sementara itu, ketinggian air di beberapa titik banjir di Kecamatan Blangmangat, Kota Lhokseumawe, sudah mulai menurun sehingga puluhan keluarga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah mereka. Pergerakan tanah Sementara itu, dari Bandung dilaporkan, Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Kusdinar Abdurrachman mengatakan, tingginya curah hujan dan perubahan tata guna lahan memicu pergerakan tanah di Indonesia. Hal itu berpotensi menimbulkan bencana yang menyebabkan korban jiwa. Menurut Kusdinar, bila tanah atau gunung dibiarkan gundul, kemungkinan banjir bandang akan terjadi pada musim hujan. Lapisan tanah merekah pada musim kemarau dan musim hujan rekahan dimasuki air. Tanah yang dimasuki air akan mencari bentuk keseimbangan lain. Jika bergerak, air berpotensi menimbulkan longsor atau banjir bandang. Kepala Badan Metereologi dan Geofisika Stasiun Metereologi El Tari Kupang Albert Kusbagio di Kupang mengatakan, hujan di Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan akan terjadi akhir November 2007. Akan tetapi beberapa daerah di Pulau Flores dan Sumba akan terjadi hujan pada pertengahan November 2007. Albert mengatakan, NTT sangat berharap hujan dapat merata. (CHE/MHD/KOR) Post Date : 25 Oktober 2007 |