|
Jakarta, Kompas - Warga DKI Jakarta yang terkena diare dan dirawat di sejumlah rumah sakit terus bertambah. Jakarta Utara bahkan sudah ditetapkan sebagai daerah dengan kejadian luar biasa atau KLB diare. Pada hari Selasa (13/2) pukul 20.00, seorang anak balita yang menderita diare, Jagad Aria Ciptadi (10 bulan), meninggal dunia. Korban yang mulai diserang diare Selasa pagi belum sempat dibawa orangtuanya, Syarif, warga Kramat Jaya, Kelurahan Semper, Jakarta Utara, ke rumah sakit. Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Salimar Salim menyatakan, KLB diare secara khusus ditetapkan untuk kawasan Jakarta Utara karena membeludaknya pasien diare di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja. Hari Selasa pasien diare di rumah sakit (RS) tersebut mencapai 285 orang dan sebagian besar di antara mereka adalah anak balita. "Jumlah pasien diare tersebut sudah berlipat-lipat dibandingkan dengan bulan Januari atau bulan yang sama tahun 2006. Khusus untuk RSUD Koja sudah dinyatakan KLB. Namun, untuk seluruh DKI Jakarta, meski jumlah pasien diare melonjak, belum masuk kategori KLB," kata dia. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, total pasien diare di Ibu Kota hingga Selasa sebanyak 617 orang dan tersebar di 17 rumah sakit. Selain di RSUD Koja, pasien diare terbanyak dirawat di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, yaitu 131 orang. Di RSUD Budi Asih 72 orang, sementara di RSUD Cengkareng 54 orang. Untuk membantu penanganan lonjakan pasien terjangkit diare, Dinas Kesehatan DKI menyiapkan 80 RS rujukan dan menyiagakan puskesmas yang memiliki dokter anak, dengan menyediakan tempat tidur tambahan. Sudah didistribusikan pula perawat tambahan, tempat tidur cadangan, tenda, dan obat-obatan. Sejumlah dokter dari RS Cipto Mangunkusumo didatangkan untuk membantu penanganan KLB diare di RSUD Koja. Pasien di RS itu meluber ke luar ruangan hingga ditampung di tenda. Sebagian lain diinapkan di aula dan selasar di belakang instalasi gawat darurat. Penderita penyakit pascabanjir yang dirawat di RSUD Koja sebanyak 569 orang, 285 di antaranya menderita diare. "Paramedis dan dokter sudah tidak bisa istirahat lagi. Mungkin orang tidak percaya kalau petugas kami juga sampai lelah melayani. Bahkan, ada yang tidak bisa pulang ke rumah karena harus lembur, tidak bisa tidur demi melayani pasien yang sudah terlalu banyak," kata Humas dan Kepala Seksi Pelayanan RSUD Koja Caroline K. RSUD Koja juga kewalahan memberi makan pasien. (cal/nel) Post Date : 14 Februari 2007 |