|
JAKARTA -- Direktur Jendral Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum, Ir Siswoko, Dipl HE, mengemukakan Provinsi DKI Jakarta tidak mungkin bisa bebas total dari banjir. Ini mengingat Ibu Kota merupakan dataran rendah. ''Banjir kemungkinan akan tetap terjadi bila musim hujan datang,'' kata Siswoko kepada wartawan, Kamis (19/1) d Jakarta. Karena itu, menurut dia, sebagian wilayah di Jakarta merupakan daerah rawan banjir. Dia menambahkan, seluruh wilayah di Jakarta dilalui oleh 14 sungai. Seluruh sungai itu memiliki dataran banjir. Dataran yang pada musim hujan datang akan tertutupi oleh air. Ini karena debit air yang tinggi akibat hujan. Sedangkan di beberapa daerah pinggiran sungai, penduduk mendirikan bangunan tanpa mempertimbangkan faktor banjir yang akan menimpa mereka ketika musim hujan datang. ''Penduduk dibolehkan untuk tetap mendirikan bangunan di sekitar sungai, tapi harus berbentuk rumah panggung,'' kata Siswoko. Karena bila bangunan didirikan langsung di atas tanah, pasti akan kebanjiran. Menurut Siswoko, upaya pembangunan tanggul pun tidak bisa menghapus masalah banjir. Bila permukaan air terus naik dan melebihi tanggul, maka akan meluap dan membanjiri daerah di sekitar tanggul. Tak hanya itu, pembuatan kanal, normalisasi saluran air, pembuatan sodetan, interkoneksi, dan waduk tak akan dapat membendung banjir. Upaya itu hanya akan memperendah permukaan air ketika banjir. Selain itu, usaha itu sekadar memperkecil debit air sewaktu terjadi bencana banjir. Sedangkan polder yang sudah ada di beberapa wilayah Jakarta, seperti yang ada di Kali Sunter, Jakarta Utara, hanya akan mengurangi genangan air. ''Di daerah Sunter bila daratannya lebih rendah dari laut. Polder tidak hanya berfungsi dikala musim hujan tapi juga di musim kering,'' papar Siswoko. Oleh karena itu, ia mengimbau warga agar mengenal betul tempat yang akan mereka membangun menjadi rumah. Bila memang berada di dataran banjir, tambah Siswoko, rumah harus berbentuk rumah panggung. Dana Banjir Rp 500 Miliar JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov DKI) menyiapkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk menangani banjir tahun ini. Ia mengimbau warga Jakarta untuk berhati-hati karena curah hujan meninggi. Kondisi ini sewaktu-waktu dapat menyebabkan banjir. ''Cukup besar. Kita mencadangkan anggaran lebih dari Rp 500 miliar,'' kata Sutiyoso, gubernur DKI Jakarta seusai apel siaga banjir di Silang Monas, Kamis (19/1). Pemprov juga menyediakan peralatan untuk membantu evakuasi dan penampungan para korban bencana. Saat ini sebanyak 250 perahu karet, 242 dapur umum, 162 tenda pleton, 442 kendaraan roda empat, dan empat helikopter telah disiapkan. Pemprov menyediakan 342 tempat penampungan di seluruh wilayah Jakarta. Sekalipun telah tersedia peralatan bantu dan penampungan, Sutiyoso meminta masyarakat tetap waspada. Begitu pun petugas. Lebih dari 40 ribu personel dari berbagai satuan dikerahkan untuk mengatasi hal ini. Mereka berasal dari Tramtib Linmas Pemprov DKI, TNI, Polri, PMI, dan SAR. (c38 ) Post Date : 20 Januari 2006 |