Jakarta Mulai Tergenang

Sumber:Kompas - 28 Oktober 2008
Kategori:Banjir di Jakarta

Jakarta, kompas - Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi hampir di seluruh Jakarta, rutin sejak Senin (27/10) hingga Selasa kemarin, menyebabkan genangan air yang memicu kemacetan arus lalu lintas di beberapa lokasi. Enam pohon tumbang diterjang angin yang menyertai hujan kemarin.

Data dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta, lima dari enam pohon tumbang terjadi di wilayah Jakarta Selatan. Pohon yang tumbang adalah pohon angsana, di Jalan TB Simatupang, Jalan Cipete Raya, dan di Jalan Radio Dalam. Selain itu, ada satu pohon spatodea di Jalan Kebayoran Lama dan satu pohon mangga di Jalan Cilandak Permai juga tumbang.

Selasa sore, terdapat satu pohon beringin di Jalan Budi Raya, Jakarta Barat, yang tumbang. Sebuah taksi tertimpa pohon beringin, tetapi tidak ada kerusakan serius karena hanya terhantam ranting daunnya. Namun, kejadian ini membuat panik pengguna jalan dan memicu antrean kendaraan.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), pohon tumbang disebabkan tingginya kecepatan angin yang mencapai 25 knot. Pohon angsana termasuk paling rawan roboh karena akar dan batangnya mudah patah.

Proyek Banjir Kanal

Pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) masih terganjal persoalan serius. Tenggat pembangunan BKT tinggal satu tahun lagi, tetapi pembangunannya masih terkendala masalah pembebasan tanah dan pemindahan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) di Jalan Kolonel Soegiono.

”Kami ingin pembebasan lahan segera diselesaikan. Untuk lahan yang bermasalah, sebaiknya segera dilakukan dengan konsinyasi. Saat ini pembangunan sudah mencapai lebih dari 60 persen dari 23,5 kilometer yang direncanakan,” kata Pitoyo Subandrio, Kepala Balai Besar Wilayah Ciliwung Cisadane (BBWCC), Selasa kemarin.

Sedangkan mengenai SUTET, Pitoyo tetap berpendapat agar SUTET itu dipindahkan. ”PLN mengusulkan agar fondasi SUTET itu diperkuat karena kalau dipindahkan, listrik Jawa-Bali harus dimatikan sementara. Tetapi kami tetap minta SUTET itu dipindahkan,” katanya tegas.

Penanganan banjir

Mengenai penanganan banjir, Pitoyo menambahkan, masyarakat bisa meminjam peralatan dan fasilitas BBWCC seperti perahu karet, pompa, dan beronjong. Namun, peralatan itu hanya bisa dipinjam saat banjir.

”Jika belum banjir, alat itu tidak bisa dipinjam karena akan dipakai untuk wilayah lain yang terkena banjir,” kata Pitoyo menjelaskan.

Selain pembangunan BKT yang terus terhambat, ancaman terjadi banjir lagi di musim hujan nanti akan makin susah dihindari karena buruknya kondisi drainase.

Di Jakarta Utara, ada 29 sungai dan 66 saluran penghubung, dengan panjang total 157,55 kilometer, nyaris semua dalam kondisi rusak. Saluran tersebut tertutup sampah, terdapat sedimentasi hingga terjadi pendangkalan.

Sejumlah sungai juga tertutup eceng gondok hingga sejauh 2 kilometer. Sungai yang tertutup eceng gondok dan sampah, antara lain, terlihat di Lagoa Kanal sepanjang 2 kilometer. Di Lagoa Buntu eceng gondok dan berbagai material menyebar sepanjang 1,2 kilometer. Di Cakung Lama, sepanjang 4 kilometer alirannya tertutup eceng gondok dan sampah.

Warga di sekitar sungai sejak tahun lalu secara swadaya dengan alat seadanya sudah melakukan pembersihan. Namun, belum ada program pembersihan dari dinas teknis terkait.

”Kami khawatir, banjir akan terjadi lagi tahun ini. Sebab sampah dan eceng gondok menghambat aliran air,” kata Surjadi (37), warga di tepi Cakung Lama, Kelapa Gading.

Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Irvan Amtha mengakui masih banyak saluran dan sungai yang kotor atau tertutup eceng gondok. Sebenarnya, lebih dari 15 sungai serta puluhan saluran sudah mulai dibersihkan, diperbaiki, dan ditingkatkan kapasitasnya. Namun, karena keterbatasan dana, belum semuanya selesai. (ARN/CAL/PIN/NEL)



Post Date : 29 Oktober 2008