BANJIR membuat pasokan air bersih di Ibu Kota terganggu. Mitra Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya, Palyja dan Aetra, mengaku mengalami krisis air baku. Akibatnya, sejumlah wilayah di Jakarta dilanda krisis air bersih.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Jaya Sri Kaderi membenarkan adanya penurunan pasokan air baku yang diterima kedua operator air akibat banjir yang melanda beberapa wilayah Jakarta dan daerah sekitarnya.
“Bukan saja Palyja yang mengalami penurunan pasokan air baku. Aetra juga mengalaminya. Karena, mulai pukul 1 dinihari terjadi banjir yang tinggi di Bekasi. Akhirnya, pintu air yang membuang air bendungan Bekasi dibuka oleh warga,‘ kata Sri, Rabu (16/1).
Corporate Communications and Social Responsibilities Head Meyritha Maryanie mengatakan, Rabu (16/1) pasokan air Palyja kepada pelanggan mengalami gangguan akibat penurunan pasokan air baku dari Kanal Tarum Barat. Saat ini Palyja hanya menerima pasokan air baku dari Kanal Tarum Barat sebesar 2400 liter per detik, atau sekitar 42,8 persen dari normal: 5.600 liter per detik.
Akibatnya, banyak wilayah mengalami kekurangan suplai air baku dan bahkan terhenti mendapat suplai air baku. “Terjadinya defisit air baku tersebut menyebabkan gangguan pasokan air berkurang dan bahkan terhenti di beberapa wilayah pelayanan Palyja,‘ kata Meyritha.
Palyja dan pihak-pihak terkait hanya bisa menambah pasokan dari Tangerang melalui Distribution Central Reservoir 5 (DCR 5) di Lebak Bulus. Hal yang sama juga dialami PT Aetra Air Jakarta yang menjadi operator pelayanan air bersih bagian Timur Jakarta. Aetra mengumumkan ada gangguan pasokan air bersih kepada pelanggan akibat menurunnya pasokan air baku sekitar 70 persen yang diterima dari Perum Jasa Tirta (PJT) II sebagai pengelola waduk Jatiluhur.
Penurunan pasokan air baku terjadi sejak 15 Januari 2013, tepatnya mulai pukul 20.00 hingga 16 Januari pukul 08.00 WIB. Total penurunan hingga 79,27 persen dari normal pasokan air baku 5200 liter per detik. Kondisi 16 Januari 2013 pukul 14.00 WIB pasokan air baku sudah mulai meningkat 46 persen liter per detik. Namun produksi Aetra belum pada memasuki kapasitas normal.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Aetra menyiagakan tangki air untuk sarana umum, antara lain untuk rumah sakit dan tempat pengungsian korban banjir. Kepada pelanggan yang membutuhkan layanan permintaan pengiriman mobil tangki air, dapat dikoordinasikan melalui RT, RW atau kelurahan setempat.
Wilayah yang terkena dampak berkurangnya Suplai air yaitu: Karet Semanggi, Karet, Setiabudi, Karet Tengsin, Bendungan Hilir, Gelora, Kuningan Timur, Karet Kuningan, Menteng, Pegangsaan, Menteng Atas, Kebon Sirih, dan East side of (Kebon Melati, Kebon Kacang, Kampung Bali);
Gambir, Petojo Selatan, Guntur, Manggarai, Manggarai Selatan, Gondangdia, Cikini, Pasar Manggis, Kebon Kelapa, Pasar Baru, Kartini, Karang Anyar, Maphar, Taman Sari, Tangki, South Side of (Mangga Besar, Mangga Besar), Petojo Utara, Krukut, Tanah Sereal, Duri pulo, dan Duri Selatan;
Kali Anyar, Jembatan Besi, Krendang, Duri Utara, Keagungan, Glodok,Tambora, Jembatan Lima, Angke, Suka Bumi Utara, Duri Kepa, Tanjung Duren Selatan, Tanjung Duren Utara, Kebon Jeruk, Kedoya Selatan, Pejagalan, Semanan, Duri Kosambi, Jelambar Baru, Wijaya Kusuma, Jelambar, Kapuk, Kapuk Muara, Ulujami, Cipulir (Seskoal), Mampang Prapatan, Pengadegan, Rawajati, Tebet Barat dan Tebet Timur.
Bahkan, suplai air terhenti di wilayah: Petamburan, Slipi, Kota Bambu, Jatipulo, Tomang, Grogol, Ancol, Penjaringan, Pekojan, North Side of (Tambora, Jembatan Lima Angke), North Side Mangga Dua Selatan, Pinangsia, Roa Malaka, Pejagalan, Kemanggisan, Palmerah, Penjaringan, Pluit, Jembatan Lima, Krendang, Jembatan Besi, Kalianyar, dan Angke. Fauzan Hilal
Post Date : 17 Januari 2013
|