JAKARTA - Gangguan layanan air minum kembali dialami ratusan ribu warga Jakarta. Warga yang menjadi pelanggan PT Aetra dan PT Palyja hanya dapat merasakan pasokan air pada pukul 02.00-05.00. Itu pun dengan kondisi air yang keruh dan beraroma tidak sedap.
Gangguan mulai dialami warga sejak tiga hari lalu. "Air hanya mengalir pada pukul 02.00 WIB. Tapi menjelang subuh mati lagi," ujar Endang Mawardi, 53 tahun, warga RT 07 RW 06 Kelurahan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Endang menjelaskan, gangguan itu menyebabkan anggota keluarganya kesulitan memperoleh air untuk keperluan mencuci, memasak, bahkan untuk keperluan ibadah. "Baju-baju yang kotor terpaksa kami laundry. Makanan pun dibeli dari luar," ujarnya.
Bukan hanya volume pasokan air yang menjadi masalah. Warga juga mengeluhkan kualitas air yang berwarna merah dan mengeluarkan aroma tidak sedap. "Jadi, kalau mau bersih, harus kita buang terlebih dulu. Setidaknya butuh waktu dua jam untuk membersihkan air," ujar Endang.
Keluhan juga muncul dari pelanggan di Jakarta Timur. Warga RT 06 RW 05 Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, telah dua hari tidak mendapatkan asupan air PAM. "Air benar-benar mati sejak kemarin (Selasa)," kata Fitri, salah satu warga, saat ditemui di rumahnya.
Masalah ini tidak terjadi satu kali saja. "Sudah pernah mati juga. Bahkan lebih lama, bisa sampai berhari-hari," katanya. Padahal air PAM merupakan satu-satunya sumber air yang digunakan oleh Fitri dan lima anggota keluarga lainnya. "Kalau (air PAM) sudah mati, kami kerepotan," ujarnya.
Selain sering mati, air PAM di daerah rumah Fitri kerap mengalir tidak sempurna. "Sering kali airnya kecil dan keruh," katanya. Fitri berharap ada perbaikan yang bisa dilakukan oleh PT Aetra. "Kami sudah membayar, jadi kami harapkan pelayanan yang baik," katanya.
Corporate Secretary PT Aetra Yosua L. Tobing mengakui adanya gangguan tersebut. "Sejak beberapa hari ini kualitas air baku yang diterima melalui saluran Tarum Kanal Barat terus menurun," ujarnya dalam keterangan pers.
Yosua menjelaskan, gangguan layanan air bersih disebabkan oleh penurunan volume air baku dari Curug akibat perbaikan pompa air baku oleh pihak Perum Jasa Tirta II. "Pasokan air berkurang 25 hingga 30 persen di seluruh wilayah layanan," ujar Yosua.
Keterangan serupa dinyatakan komisaris PT Palyja, Bernard Lafrogne. Ia menjelaskan, gangguan terjadi karena saluran air di Curug banyak tersumbat pasir. "Penurunan intensitas hujan di Bogor dalam beberapa hari terakhir juga menjadi faktor penyebab," ujarnya.
Guna mengatasi masalah ini, PT Palyja mengirim tim khusus yang dibekali dengan peralatan berat. "Kami berharap pasokan air bisa kembali normal hari Sabtu atau Minggu ini," ujar Bernard.
Aetra dan Palyja juga telah mendistribusikan bantuan air darurat ke sejumlah permukiman warga. Namun, lantaran keterbatasan mobil, pasokan air diprioritaskan untuk rumah sakit dan rumah ibadah.
Gangguan pasokan air juga menyita perhatian Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Ia mengimbau warga untuk menghemat air. "Pakai untuk yang perlu," ujarnya. RIKY FERDIANTO | EZTHER LASTANIA
Post Date : 06 Mei 2010
|