JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Senin (26/10), mengeluarkan peringatan dini resmi terkait akan terjadinya hujan lebat disertai kilat dan angin kencang selama beberapa hari ke depan. DKI Jakarta adalah salah satu kawasan yang diperkirakan diterpa hujan lebat pada 27 Oktober-2 November.
Sesuai pernyataan dari Kepala Subbidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Erwin Eka Syahputra Makmur, seperti yang tertuang dalam situs resmi BMKG, Senin kemarin, cuaca yang cukup ekstrem terjadi karena terdapat aktivitas daerah pusaran angin di perairan sebelah barat Sumatera dan di perairan sebelah utara Papua yang memengaruhi kondisi atmosfer di wilayah Indonesia, terutama di wilayah utara khatulistiwa bagian barat, tengah, dan timur.
Fenomena alam itu didukung tingginya temperatur pada siang hari akibat aktivitas atmosfer berskala lokal yang akan berpotensi menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang dan petir dalam waktu tak terlalu lama.
Khusus di wilayah Jakarta, selain potensi turun hujan lebat dan berangin kencang, sebagian besar kawasan akan sering tertutup awan selama sepekan ke depan. Suhu udara yang sebelumnya di atas 33 derajat Celsius diperkirakan akan menjadi lebih dingin, yaitu 25-32 derajat Celsius.
Rawan banjir
Berkaitan dengan perubahan cuaca, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Dinas Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat DKI Jakarta Sarpu mengatakan, pihaknya mewaspadai 99 titik rawan banjir yang tersebar di lima daerah di Jakarta. Beberapa titik rawan banjir itu antara lain berada di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung, Bidara Cina, Kampung Melayu, Kamal Muara, dan Cawang.
”Daerah itu biasanya menjadi langganan banjir bila terjadi peningkatan curah hujan. Dibutuhkan kewaspadaan dari masyarakat dan pemerintah daerah setempat,” kata Sarpu.
Sementara itu, di Kota Bekasi, dalam setahun terakhir ini sudah dilakukan 150 proyek perbaikan saluran air dan normalisasi sungai. Dalam tahun ini pula, Pemkot Bekasi menambah jumlah mesin pompa air guna mengantisipasi banjir di Kota Bekasi.
Akan tetapi, menurut Kepala Bidang Tata Air di Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Yurizal, antisipasi banjir itu akan efektif apabila saluran air dan sungai di DKI Jakarta dan Kabupaten Bekasi juga dibenahi.
”Sebab saluran air dan sungai di daerah tetangga, termasuk DKI Jakarta dan Kabupaten Bekasi, menjadi outlet saluran air Kota Bekasi,” tutur Yurizal.
Antisipasi banjir
Ribuan karung sampah hasil pembongkaran saluran sepanjang 1,5 kilometer di Kelurahan Keagungan, Jakarta Barat, ditinggalkan aparat pemerintah Provinsi DKI. Pantauan Kompas, Senin (26/10), di saluran sekunder yang menghubungkan Sungai Ciliwung dengan Tanah Sereal, terlihat ribuan karung sampah ditinggalkan di bantaran.
Sebagian besar karung plastik pembungkus sampah sudah mulai hancur karena pengaruh cuaca. Akibatnya, sebagian sampah sisa pembongkaran berserakan. Ali, warga setempat, memuji upaya pembongkaran bangunan di atas saluran. Namun, pembuangan sampah sisa pembongkaran tempo hari hendaknya tidak ditinggalkan di bantaran kali.
Post Date : 27 Oktober 2009
|