Jakarta Bangun Drainase Besar

Sumber:Media Indonesia - 10 Desember 2009
Kategori:Drainase

PROYEK cegah banjir berlanjut dengan pembuatan drainase besar di bawah tanah. Lokasi yang kini sedang dalam pembangunan meliputi daerah Pluit, Kelapa Gading, Jakarta Utara, serta Kuningan, Jakarta Selatan.

Akhir Desember ini, kanal banjir timur (KBT) sudah tembus ke laut. Kanal banjir barat (KBB) sudah beroperasi. Namun pengaruhnya hanya mengurangi sekitar 30% dampak banjir. Faktor drainase dangkal membuat Jakarta mudah sekali tergenang.

Gubernur DKI Fauzi Bowo, kemarin, mengungkapkan Jakarta mudah tergenang air karena hampir setengah lebih drainase yang seharusnya untuk mengalirkan air tersita buat utilitas.

Oleh sebab itu, pihaknya mulai membangun drainase raksasa. Saluran yang dibuat bertingkat tersebut bisa diatur untuk air limbah, air buangan, dan di atasnya bisa buat kabel jaringan PLN, Telkom, gas, air PAM, serta fiber optik.

Foke menggambarkan film Amerika sering memperlihatkan terowongan besar yang bisa dilewati rombongan manusia. "Kira-kira seperti itulah," ujarnya.

Keberadaan terowongan besar akan menghentikan aktivitas gali tutup lubang di pinggir-pinggir jalan yang berimbas pada kemacetan lalu lintas.

Tersumbatnya drainase bukan semata karena sampah. Banyak pula karena utilitas. Misalnya, di Jl Wahid Hasyim, Menteng, Jakpus. Pipa di saluran drainase mengambil setengah lebih lebar saluran. Bahkan, ada pula yang dibeton sehingga sampah nyangkut.

Foke menambahkan sejumlah paralon yang dipasang tidak beraturan terjadi sepanjang saluran Kebon Sirih hingga perempatan Sarinah. Baik sisi selatan jalan maupun utara jalan. Begitu juga kondisi saluran di seberangnya.

Bahkan kondisi drainase di seberang Sarinah sangat memprihatinkan. Hampir semua saluran tertutup tumpukan pipa, paralon, dan sampah. Hanya lubang kecil yang tersisa menjadi tempat aliran air.

Hal serupa terjadi pada saluran Jl Kebon Sirih dekat Departemen Agama, depan Bangkok Bank, serta sepanjang sisi kanan dan kiri Jl Sabang. Jaringan utilitas di saluran tersebut dibeton dan menutup setengah luas drainase.

Sementara itu saluran di Jl Medan Merdeka Selatan sepanjang depan Telkom penuh dengan bekisting vangkom dan tali-tali air yang belum dibongkar. Untuk saluran di Jl Mas Mansyur, Tanah Abang, kondisinya tidak jauh berbeda dengan saluran Jl Wahid Hasyim dan Jl Kebon Sirih.

Jaringan utilitas dari PAM, PLN, Telkom, dan gas memenuhi tempat aliran air. Sampahsampah terlihat menumpuk sehingga menghambat laju air. Adapun saluran di Jl Penjernihan, Tanah Abang, jaringan utilitas berupa pipa besar berjejer di sisi atas saluran.

Di bawahnya beton menghadang setiap 2 meter. Maka praktis air tidak bisa leluasa bergerak. Begitu juga saluran Jl Sudirman (pintu I). Sampah menumpuk akibat pipa-pipa dipasang berserakan. Menurut Foke, hanya saluran di Jl Budi Kemulyaan depan Bank Indonesia (BI) yang kondisinya cukup rapi.

Menurut Kepala Dinas Tata Ruang DKI Wiriatmoko, terowongan besar dibuat pada kedalaman 2 meter hingga 3 meter dan akan mengitari seluruh daratan Jakarta. Bentuknya menyerupai gorong-gorong. Penutupnya beton atau teralis. Sistem ducting sangat efisien karena jika ada perbaikan jaringan, cukup diangkat penutupnya. Selamat Saragih



Post Date : 10 Desember 2009