|
BOGOR (Media): Meski hujan mengguyur Jabodetabek beberapa hari lalu, ketinggian air di sejumlah pintu air di Jakarta dan Depok hingga kemarin masih dalam batas normal. Di pintu air Bendung Katulampa (PABK) Tajur Bogor pun, ketinggian air permukaan masih dalam posisi aman yaitu di bawah titik 100 di papan mercu. "Ketinggian air di pintu air Manggarai hingga pukul 10.30 WIB menunjukkan angka 690 cm. Itu masih dalam batas normal karena maksimum batas aman hingga angka 750 cm," kata seorang petugas pintu air Manggarai, Suhardjo, sebagaimana dikutip Antara, kemarin. Kondisi serupa terjadi di pintu air Depok. Menurut Ardi, petugas di Pengamatan Ketinggian Air di Depok, hingga pukul 10.30 WIB kemarin ketinggian air mencapai 145 cm. Untuk pintu air Depok batas ketinggian normal adalah 200 cm. "Berdasarkan laporan yang kami dapatkan dari beberapa pintu air, hingga pukul 09.00 WIB, ketinggian air di pintu air Pasanggrahan tercatat 105 cm dari batas normal 150 cm, kemudian Krukut Hulu mencapai angka 135 cm dari batas normal 150 cm," kata Maksum, petugas Posko Jatibaru. Di pintu air Karet Pejompongan, tambah dia, berdasarkan laporan yang masuk pukul 08.00 WIB, ketinggian air mencapai 410 cm dari batas normal 450 cm. Sedangkan di pintu air Sunter Hulu hingga pukul 10.30 WIB belum ada laporan ke Posko Jatibaru. Sementara itu, pemantauan Media di daerah pegunungan Puncak maupun di sekitar PABK, sejak awal Desember ini curah hujan turun setiap harinya. Limpahan air hujan mulai dari 30 milimeter (mm) sampai 66 milimeter per hari dengan debit air 18 m3 atau sekitar 18.000 liter per detik hingga 83 m3 atau 80.000 liter per detik. Setiap hari Iran, petugas piket pemantau cuaca dan curah hujan di Kantor Meteorologi Puncak, Bogor, menjelaskan sejak awal Desember, kawasan Puncak yang ditetapkan pemerintah pusat sebagai daerah konservasi dan tangkapan air, setiap harinya tidak henti diguyur hujan. Berdasarkan catatan di kantor itu, ketika hujan deras turun pada Jumat (24/12) hingga Sabtu (25/12) pagi pukul 07.00 WIB, curah hujan mencapai 53,6 mm. Kemudian ketika hujan deras mereda sejak Sabtu (25/12) siangnya hingga Minggu (26/12) pukul 07.00 WIB tercatat curah hujan mencapai 30 mm. "Curah hujan tertinggi pada Desember ini tercatat saat hujan terus-menerus atau seharian pada Minggu (12/12) yang mencapai 66 mm dan besoknya Senin (13/12) turun menjadi 53,6 mm," papar Iran. Dia merasa khawatir karena hasil pemantauan cuaca di kawasan Puncak, curah hujan terbesar akan mengguyur Bogor dan sekitarnya pada akhir Desember atau menjelang pergantian tahun 2004-2005 hingga dua bulan ke depan (Januari-Februari 2005). Curah hujan akan mencapai 50 - 70 mm per hari. Petugas piket PABK Tajur Bogor, Andi, juga mengaku khawatir fluktuasi peningkatan debit air permukaan Sungai Ciliwung yang kerap meningkat sejalan dengan hujan deras di Puncak setiap harinya. Untuk itu, dia mengaku lebih memperketat tempo pelaporan posisi air permukaan Ciliwung ke Kopro Banjir DKI Jakarta melalui pesawat komunikasi frekuensi tinggi VHF. "Tapi posisi air permukaan 80 di papan mercu ini masih tetap aman. Karena masih di bawah ambang batas tingkat kewaspadaan, posisi 100 di papan mercu. Kalau sudah mencapai titik 100 di papan mercu, saya meningkatkan koordinasi pelaporan ke Kopro Banjir DKI Jakarta dengan melaporkan fluktuasi perubahan air permukaan, khususnya jika terjadi peningkatan yang drastis, sebanyak sejam sekali." Meski ketinggian air masih dinyatakan dalam batas normal, tetapi ratusan rumah di Kampung Kramat, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, tergenang banjir, Sabtu (25/12). Hanya banjir ini bukan disebabkan air sungai yang meluap, melainkan karena tidak berfungsinya saluran air Kali Baru di atas areal Pusat Grosir Cililitan (PGC). (DC/HW/Ray/J-3) Post Date : 27 Desember 2004 |