Jabar Utara Terendam

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 Februari 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
KARAWANG, (PR).-Kendati intensitas hujan di beberapa kawasan mulai menurun pada Senin (5/2), banjir yang melanda kawasan Pantura Jawa Barat semakin luas. Di Karawang, akibat meluapnya Sungai Citarum, sejumlah tanggul jebol dan air menggenangi 22 kecamatan. Di Subang, kondisi banjir yang semakin luas memaksa bupati mempersilakan camat berutang guna mendapatkan dana bagi penanggulangan pengungsi.

Karawang, yang dikenal sebagai daerah lumbung padi, digenangi banjir yang semakin luas.

Jika sehari sebelumnya, banjir melanda 13 kecamatan, pada Senin (5/2) banjir mulai menyergap ribuan rumah, sawah, dan tambak di 22 kecamatan.

Dari pemantauan "PR", meluasnya banjir tersebut karena jebolnya tanggul Citarum di beberapa titik. Akibat hal itu, air sungai yang meluap langsung tumpah dan mengalir dengan deras ke sejumlah desa terdekat.

Tanggul yang jebol terdapat di Kel. Tunggakjati Kec. Karawang Barat sepanjang 15 meter, di Dusun Kaceot dan Desa Amansari Kec. Rengasdengklok sepanjang 50 meter, dan di Dusun Tangkil Desa/Kec. Batujaya terdapat tiga titik tanggul ambrol masing-masing sepanjang 30 meter.

Di Kec. Batujaya, air bah dari jebolan tanggul dilaporkan menyergap akses Jalan Batujaya-Pakisjaya sepanjang 1 km dengan ketinggian 0,5 meter. Akibatnya, kendaraan yang akan melewati jalan tersebut harus berjalan merayap. Bahkan, masyarakat pengguna kendaran roda dua banyak yang mengurungkan diri melewati jalan tersebut.

Tanggul jebol dilaporkan pula terjadi di Desa Bojong Kec. Kedungwaringin, Kab. Bekasi. Di daerah tersebut, air Citarum dikabarkan menggenangi jalan arteri Karawang-Bekasi setinggi 0,5 meter. Akibatnya, jalan tol Jakarta-Cikampek diperbolehkan dilalui oleh kendaraan roda dua. Hal tersebut dilakukan agar kemacetan di jalan arteri bisa teratasi.

Meluasnya banjir juga disebabkan oleh semakin tingginya permukaan air Sungai Citarum. Di Kec. Pakisjaya dilaporkan, air Sungai Citarum sudah meluber melebihi ketinggian tanggul.

Jumlah pengungsi korban banjir di beberapa kecamatan diperkirakan mencapi 12 ribu KK. Saat ini kondisi kesehatan mereka sangat memprihatinkan. Beberapa pengungsi bahkan sudah ada yang terserang penyakit gatal, ISPA, dan penyakit lain.

Menurut Koordinator Satkorlak PBA, H.M.W. Halim, kecamatan yang dilanda banjir adalah Pakisjaya, Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan, Rawamerta, Karawang Timur, Karawang Barat, Tirtamulya, Tirtajaya, Jayakerta, Batujaya, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Rengasdengklok, Jatisari, Pakisjaya, Kutawaluya, Purwasari, Telagasari, Pedes, Tempuran, Tegalwaru, dan Cibuaya.

Di kolong jembatan

Di Subang, ribuan pengungsi yang datang dari sejumlah desa di wilayah Kec. Pamanukan, hingga Senin (5/1) masih bertahan di kolong fly over (jembatan layang) yang ada di Kota Pamanukan karena banjir tak kunjung surut. Mereka harus menahan lapar karena distribusi bantuan makanan tersendat.

Para pengungsi juga dibayangi kecemasan karena debit air di Sungai Cipunagara kian meninggi akibat hujan yang terus mengguyur di wilayah selatan. Bila sungai terbesar di Kabupaten Subang tersebut meluap, dipastikan banjir yang jauh lebih besar bisa melanda wilayah Kec. Pamanukan dan sejumlah kecamatan lainnya.

"Hingga sore ini para pengungsi baru sekali mendapat jatah nasi bungkus. Itu pun tidak seluruhnya kebagian karena yang kami terima hanya 500 bungkus," kata Firman, warga Desa Mulyasari yang mengungsi di lokasi kolong fly over.

Menurut Firman, jumlah pengungsi korban banjir yang ada di kolong jembatan layang Pamanukan mencapai lebih dari 500 kepala keluarga.

Banjir yang sebelumnya menggenangi wilayah Kec. Pamanukan, Legon Kulon, dan Kecamatan Pusakanegara belakangan meluas di 8 kecamatan. Lima kecamatan lain yang ikut terendam banjir akibat hujan yang terus mengguyur dalam beberapa hari terakhir di antaranya Kec. Blanakan, Compreng, Ciasem, Binong, dan Cipunagara.

Berutang

Bupati Subang, Eep Hidayat meminta para camat yang wilayahnya terkena musibah banjir untuk segera melakukan penanganan dan penanggulangan semaksimal mungkin. Bahkan bila perlu, para camat dipersilakan untuk berutang guna mempercepat proses pemberian bantuan yang dibutuhkan para pengungsi korban banjir.

"Dalam kondisi seperti ini, semuanya harus serbacepat. Maka sudah saya perintahkan kepada para camat untuk ngutang lebih dulu bila memerlukan sesuatu secara cepat guna penanganan musibah banjir ini," ujar Bupati Eep Hidayat di sela-sela kunjungan ke beberapa lokasi banjir, Senin (5/2).

Utang para camat tersebut, kata Eep, akan ditanggung oleh Pemkab Subang bila utang yang dimaksudkan diperuntukkan untuk penanggulangan bencana banjir.

Meluap bersamaan

Di Kab. Indramayu, sampai Senin (5/2), banjir terus meluas. Rumah penduduk yang terendam bertambah menyusul meluapnya Sungai Beji, Ciperawan, dan Cilet di Kec. Kandanghaur. Sedikitnya 1.696 rumah warga di Kandanghaur terendam setinggi 0,5 sampai 1,5 meter. Tersebar di enam desa, yakni Soge, Kertawinangun, Karanganyar, Pranti, Ilir, dan Pareangirang.

Meluapnya tiga sungai secara bersamaan itu menambah data korban banjir di pesisir Pantura. Jumlah rumah yang semula diperkirakan mencapai 10.000 rumah, kini bertambah mendekati 12.000 rumah, tersebar di sedikitnya 20 desa di Kec. Anjatan, Sukra, Patrol dan Kandanghaur. Demikian juga areal pertanian dan tambak. Distanak (Dinas Pertanian & Peternakan) belum mendata keseluruhan, namun diperkirakan lebih dari 15.000 ha sawah terendam, sedang tambak mencapai sekira 7.000 ha.

Menyusul meluapnya sungai Beji, Ciperawan dan Cilet, ribuan warga terpaksa mengungsi. Meski demikian, masih ada ratusan warga yang terisolasi karena terkepung genangan, di antaranya di Soge yang letaknya di tengah areal persawahan.

Desa lain yang terisolasi juga ada di Kec. Sukra. Sedikitnya 50 KK di Desa Ujunggebang, masih terisolasi. Petugas kesulitan mengevakuasi karena sekeliling desa telah terkepung genangan air.

Kerugian

Kerugian akibat terjangan banjir yang melanda empat kecamatan di Kab. Cirebon mencapai sekira Rp 3,3 miliar. Nilai kerugian tersebut baru dihitung hanya dari areal sawah yang diterjang banjir seluas 1.572 ha.

Dari data yang dilaporkan Dinas Pertanian kepada Bupati Cirebon, H. Dedi Supardi daerah yang dilanda banjir berikut luas areal sawah yang ikut terendam diantaranya, Kec. Kapetakan yang diterjang banjir seluas 892 hektare. Kec. Panguragan (230 ha), Kec. Gegesik (261 ha), Kec. Suranenggala (19 ha), dan Kec. Jamblang (170 ha).

Target terganggu

Target produksi beras Jawa Barat sebesar 500 ribu ton untuk pasokan produksi beras nasional sebesar 2 juta ton, terancam tidak terpenuhi. Hal ini diakibatkan banjir yang melanda wilayah sentra produksi beras seperti di pantai utara Jabar.

Hingga awal Januari 2007 areal pesawahan yang tergenangi banjir di seluruh wilayah Jawa Barat mencapai 25.000 hektare. Jumlah itu merupakan akumulasi bencana banjir yang terjadi di 6 kabupaten dan 1 kota di Jabar, yakni Kab. Bandung, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, dan Kota Bekasi.

Data itu disampaikan Gubernur Jabar Danny Setiawan pada pemaparan di hadapan wartawan di Bale Pakuan Bandung, Senin (5/2).

Menurut gubernur, meski tetap harus diwaspadai, jumlah areal yang tergenangi air itu masih lebih kecil dibandingkan data sepanjang 2006, yakni 106.000 ha.

Pemprov sudah mengalokasikan bantuan masing-masing Rp 100 juta untuk daerah yang terkena banjir, ujarnya.

Dana tidak tersangka yang dialokasikan untuk penanganan bencana dalam APBD Jabar 2007 Rp 60 miliar. (A-64/A-92/A-93/A-96/A-106/A-153)



Post Date : 06 Februari 2007