|
INDRAMAYU, (PR).-Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan memutuskan, pencairan dana dari pos Dana Tak Tersangka (DTT) APBD 2007 dipercepat, mengingat kondisi darurat akibat banjir. Pemda Jabar telah menyediakan dana Rp 60 miliar untuk mengatasi kebutuhan pangan dan obat-obatan bagi korban banjir di Jabar. "Saya mempercepat pengambilan DTT mengingat kondisi darurat akibat banjir. Dana itu khusus untuk evakuasi, pemenuhan kebutuhan pangan dan obat-obatan pengungsi, atau korban banjir di Jabar," ujar gubernur saat mengunjungi daerah banjir di Indramayu, Selasa (6/2). Gubernur menuturkan, bencana banjir di Jabar relatif merata, terjadi hampir di semua daerah. Dari hasil pemantauan, banjir terparah terjadi di Kab. Karawang dan Bekasi. "Pantura seperti Subang, Indramayu, dan Cirebon juga masuk kategori parah. Penyebabnya adalah rusaknya infrastruktur pengairan di hulu. Pemprov juga telah menganggarkan Rp 25 miliar untuk pembenahan infrastruktur di hulu," ujar dia. Pada kesempatan itu, gubernur menegaskan, pihaknya tidak ingin mendengar adanya korban musibah banjir yang sampai kelaparan atau menderita sakit tanpa mendapatkan pengobatan. Untuk itu, ia meminta para bupati dan wali kota yang wilayahnya terkena musibah banjir, melakukan penanganan serius dalam melakukan evaluasi korban dan penanggulangan pascabencana. "Dalam kehidupan, makan dan kesehatan adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar. Karenanya harus dipastikan warga yang terkena musibah ini dapat tetap makan dan tidak menderita sakit," tuturnya. Di Kabupaten Subang, sebelum meninjau lokasi desa yang terendam banjir di Desa Pusakajaya, Kecamatan Pusakanegara, gubernur diterima Bupati Subang Eep Hidayat di Posko Penanggulangan Bencana di Kantor Kecamatan Pamanukan. Pada kesempatan tersebut, Eep mengungkapkan, banjir yang melanda 8 wilayah kecamatan di Kabupaten Subang terjadi akibat meluapnya sungai-sungai kecil menyusul hujan yang mengguyur deras selama beberapa hari. Khusus untuk wilayah Kecamatan Pusakanegara, kata dia, banjir di wilayah kecamatan tersebut diperparah oleh tidak berfungsinya gorong-gorong. "Dulu di jalur pantura Pusakanegara ada tiga gorong-gorong besar yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan. Sekarang, gorong-gorong tersebut hanya tinggal dua buah dan semakin mengecil hingga ketika hujan deras mengguyur menimbulkan banjir," ujarnya. Untuk itu, Pemkab Subang berharap pemerintah pusat maupun provinsi dapat mengembalikan tiga gorong-gorong yang ada dalam bentuknya semula hingga banjir yang menjadi semacam tradisi tahunan di Kecamatan Pusakanegara dapat dieliminasi. Sedangkan di wilayah Pamanukan, Pemkab Subang telah membeli tanah seluas tiga hektare yang direncanakan untuk pembuatan embung untuk menampung air hujan dan mengurangi resiko luapan banjir. Sementara itu, Bupati Indramayu, H. Irianto M.S. Syafiudin dalam paparannya di hadapan Danny Setiawan mengatakan, banjir yang melanda wilayah Kabupaten Indramayu menggenangi 54 desa di 18 wilayah kecamatan. "Bahkan, tercatat ada 14 rumah yang roboh akibat terjangan banjir," kata Irianto di Kantor Kecamatan Patrol. Banjir dengan ketinggian air antara 1 hingga 1,5 meter tersebut, ujarnya, merendam sedikitnya 4.410 rumah penduduk. Di samping merendam areal persawahan seluas 5.630 hetare yang di dalamnya terdapat tanaman padi berusia antara 1 hingga 3 bulan dan areal tambak seluas 1.918 hektare. Karenanya, menurut Irianto Syafiuddin, penanggulangan pascabencana banjir dipastikan akan menelan biaya cukup besar karena luasnya areal yang terendam. Pada kesempatan kunjungan gubernur beserta Ny. Hj. Danny Setiawan di Kabupaten Indramayu, rombongan melakukan peninjauan ke Desa/Kecamatan Bongas. Pada kesempatan itu Ny. Hj. Danny Setiawan didampingi Ny. Hj. Sophana Irianto membagi-bagikan berbagai makanan ringan kepada anak-anak di lokasi pengungsian. Di Kabupaten Cirebon, gubernur diterima Bupati Cirebon H. Dedi Supardi di Kantor Kecamatan Gegesik. Namun dibandingkan dua wilayah lain yang ditinjau sebelumnya, musibah banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon relatif lebih kecil. Menurut Dedi Supardi, banjir di Kabupaten Cirebon melanda 10 wilayah kecamatan dan merendam 22 desa. Akibat musibah tersebut, sedikitnya 975 KK menderita akibat rumahnya tergenang. "Kerugian akibat musibah banjir ini diperkirakan mencapai Rp 3,5 miliar," ujarnya. Disebutkan, banjir di wilayah Kabupaten Cirebon terjadi akibat curah hujan yang berlangsung di atas rata-rata juga akibat adanya luapan kali Ciwaringin. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan senderan kali Ciwaringin sepanjang sekira 2 kilometer guna penanggulangannya. Gubernur mengatakan, perlu dilakukan gerakan rehabilitasi lahan dengan melibatkan masyarakat. Sebab, melalui gerakan rehabilitasi lahan meskipun pengaruhnya tidak dirasakan dalam jangka pendek, akan sangat terasa manfaatnya dalam jangka panjang. Dalam kunjungannya ke ketiga kabupaten, Gubernur H. Danny Setiawan menyerahkan bantuan uang masing-masing Rp 100 juta dan beras 3 ton di samping lauk-pauk lainnya. Bantuan itu dimaksudkan untuk membantu warga yang terkena musibah, khususnya yang rumahnya terendam. (A-96/A-92/A-93/A-104) Post Date : 07 Februari 2007 |