Iuran Air Tak Dibayar

Sumber:Kompas - 26 April 2012
Kategori:Air Minum
SUKABUMI, KOMPAS - Sekitar 20 perusahaan yang mengambil air dari sumber di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango belum membayar iuran sejak 2006. Iuran itu untuk membiayai program pelestarian di kawasan taman nasional dan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di zona penyangga.
 
”Kurang dari separuh anggota yang menjalankan kewajiban membayar iuran sejak disepakati bersama pada 2006. Dampaknya, beberapa target merestorasi ekosistem di taman nasional belum berjalan maksimal,” kata Usep Suparman, Ketua Komisi Kemitraan dan Program Forum Peduli Air (Forpela), Rabu (25/4), di Sukabumi, Jabar.
 
Usep mengatakan, forum itu membawahi 120 anggota yang mengambil air secara langsung dari sumber air di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jabar. Dari 120 anggota, sebanyak 89 di antaranya merupakan badan usaha komersil, baik milik swasta maupun pemerintah. Pengguna bertujuan komersil yang diwajibkan membayar iuran.
 
”Besar iuran berbeda-beda sesuai kesepakatan bersama. Kisarannya Rp 500.000 hingga Rp 5 juta per tahun. Iuran yang terkumpul sebelumnya hanya sekitar Rp 200 juta per tahun,” kata Usep, yang menyebutkan bahwa forum tersebut dibentuk sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan konservasi air.
 
Usep mengusulkan ke pemerintah daerah agar membuat peraturan tentang jasa lingkungan bagi perusahaan yang memanfaatkan sumber air di zona inti. Melalui peraturan itu, perusahaan diwajibkan melakukan konservasi sumber air, dan juga mendorong pemberdayaan masyarakat di zona penyangga.
 
Kepala Desa Langensari Sirod Haji Mahpud mengatakan, ada beberapa perusahaan mengambil air dari wilayah Batu Karut. Namun, semuanya belum berkontribusi terhadap pembangunan desa. ”Kondisi jalan desa rusak parah sehingga warga kesulitan mengangkut hasil pertanian mereka,” kata Sirod.
 
Manajemen PDAM Tirta Bumi Wibawa mengaku telah menjaga lingkungan sumber air dengan membeli lahan seluas 11 hektar dari masyarakat sekitar Batu Karut. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan PDAM Tirta Bumi Wibawa, Zaki Hasan, menyebutkan, lahan akan ditanami pohon keras yang bisa menyimpan air. ”Selain itu, kami tanami juga rumput gajah yang bisa dikelola masyarakat,” kata Zaki.
 
Kepala Balai Besar TNGGP Agus Wahyudi mengatakan, taman nasional itu berperan penting memasok kebutuhan air ke kawasan Jabodetabek melalui DAS Cimandiri, DAS Cisadane, dan DAS Ciliwung. TNGGP seluas 22.851 hektar itu merupakan kawasan hulu dari tiga sungai ini yang menghasilkan rata-rata 213 miliar liter air per tahun. (HEI)


Post Date : 26 April 2012