JAKARTA, KOMPAS.com - Ketiga pasangan capres/cawapres telah memaparkan program-program mereka, namun belum ada satu pun yang "melirik" tentang pentingnya sanitasi yang baik. Mereka masih beranggapan sanitasi bukanlah isu yang seksi.
"Setahu saya dari tiga pasangan, belum ada yang mengangkat masalah sanitasi. Sanitasi dianggap urusan belakang rumah, sehingga tidak ada pasangan yang menyinggung masalah itu. Padahal permasalahan sanitasi juga cukup mendesak," terang Budi Hidayat, Direktur Permukiman dan Perumahan, Bapenas-Sanitation Road Map, seusai Seminar Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM) di Jakarta, Kamis (18/6).
Akibat buruknya sanitasi yang ada, setiap tahunnya negara mengalami kerugian sebesar Rp 53 triliun. Kerugian tersebut disebabkan banyak karyawan yang sakit karena sanitasi di lingkungan mereka tidak dirawat dengan baik.
Pengelolaan limbah, air dan sampah masih sangat buruk. Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan Indonesia Sanitation Sector Development tahun 2006 menunjukan 47 persen masyarakat pedesaan buang air besar di area terbuka.
Oleh karena itu, kata Budi Presiden terpilih harus memperhatikan masalah sanitasi. "Jika sanitasi diperbaiki, kesehatan semakin bagus. Maka negara juga mendapat keuntungan, karena semakin banyak masyarakat yang produktif," tandasnya.
Post Date : 18 Juni 2009
|
