Istilah PLTSa Diganti PSBT

Sumber:Pikiran Rakyat - 28 Desember 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Pemkot Bandung akan tetap melanjutkan pengolahan sampah berbasis teknologi. Hanya, istilahnya bukan lagi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLSTa), melainkan diubah menjadi Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi (PSBT).

"Kalau PLTSa terkesan Pemkot Bandung akan membangun pembangkit listrik dari sampah. Padahal, Pemkot Bandung ingin menyelesaikan persoalan sampah dengan zero sampah," ujar Wali Kota Bandung Dada Rosada seusai sosialisasi publik tentang PSBT melalui kerja sama Pemkot Bandung dan badan usaha di Kota Bandung di Hotel Horison Bandung, Senin (27/12). Sosialisasi tersebut diikuti seluruh pejabat Pemkot Bandung, pimpinan/anggota DPRD Kota Bandung, kalangan masyarakat dan tokoh, serta organisasi kemasyarakatan (ormas).

Dada juga menegaskan, meski ada yang menentang, pemkot akan terus melaksanakan program tersebut. Pertimbangannya, jangan sampai sampah menjadi bencana seperti tahun 2005 (TPA Leuwigajah Cimahi) yang merenggut ratusan korban jiwa.

Oleh karena itu, kata Dada, solusi penanganan sampah harus segera diantisipasi. Sebab, tahun 2012, TPA Sarimukti akan ditutup. "Kalau tidak melakukan pengolahan sampah berbasis teknologi, harus ke mana lagi membuang sampah. Apalagi, TPA Jelekong, Pasir Impun, Leuwigajah, sudah ditutup. Kalau Sarimukti juga ditutup, bencana sampah akan kembali di Kota Bandung" ucapnya.

Dada menegaskan, program tersebut demi warga Kota Bandung. Jangan sampai warga selalu dipusingkan masalah sampah serta terkena efeknya seperti bau dan timbulnya penyakit akibat sampah. Selain itu, estetika kota juga menjadi lebih buruk.

Sementara Sekda Kota Bandung Edi Siswadi menegaskan, secara yuridis, pembangunan PLTSa bukan kewenangan pemerintah daerah, melainkan pemerintah pusat. Dalam hal ini, tujuan Pemkot Bandung bukan membangun pembangkit listrik, melainkan mewujudkan pengelolaan sampah yang efektif dan ekonomis.

"Jika proses pengolahan itu menjadi energi listrik dan bisa dijual ke PLN, itu merupakan ekses yang bisa dimanfaatkan oleh rekanan. Bagi Pemkot Bandung, yang terpenting bagaimana masalah sampah bisa teratasi secara menyeluruh dan tidak lagi menjadi persoalan" ucapnya.

Ramah dan aman

Edi mengatakan, teknologi PSBT adalah teknologi paling ramah dan aman. Kompensasinya cukup mahal. Kendati demikian, bukan kerugian bagi pemkot karena yang membangun pihak swasta.

"Buat apa kita memakai teknologi murah kalau berisiko mencemari lingkungan. Sementara teknologi yang kita gunakan adalah teknologi canggih dan ramah lingkungan. Sebab, kadar dioxin sangat rendah karena dibakar di atas panas 850 derajat Celsius," tuturnya menjelaskan.

Edi juga menambahkan, program tersebut akan dikerjasamakan dengan swasta melalui lelang. Di sisi lain, pihak pemenang nantinya harus mendapat profit dari penjualan energi listriknya.

"Program ini terus dipantau Bapenas. Kami menyiapkan regulasinya, antara lain mensyaratkan mengenai sertifikasi teknologi yang digunakan harus andal dan berkesinambungan. Meskipun mengadopsi teknologi Cina, bukan asal-asalan," ucapnya. Saat ini, produksi sampah di Kota Bandung mencapai 7.500 meter kubik per hari. (A-113)



Post Date : 28 Desember 2010