Irigasi Batanghari Belum Tuntas, Sawah Telantar

Sumber:Kompas - 20 Juli 2005
Kategori:Drainase
Pulau Punjung, Kompas - Pembangunan megaproyek Irigasi Batanghari yang menelan biaya sekitar Rp 1 triliun, di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, hingga kini masih belum tuntas. Masih ada empat paket pekerjaan yang sedang dan akan dilakukan, seperti pencetakan sawah baru dan pembuatan jaringan irigasi tersier. Kondisi muka air Sungai Batanghari pun menyusut sehingga menyebabkan ribuan hektar sawah produktif telantar.

Pengamatan Kompas di Kecamatan Pulau Punjung dan Kecamatan Kotobaru, sejak dua hari terakhir sampai Selasa (19/7), ada ribuan hektar sawah yang tak bisa diolah karena kesulitan air. Padahal, potensi ekonomi di kabupaten yang diresmikan Januari 2004 ini selain sektor perkebunan adalah sektor pertanian.

Kabupaten Dharmasraya sumber ekonomi utamanya selain sektor perkebunan adalah sektor pertanian. Di samping program pencetakan sawah baru belum jalan, sawah yang ada pun banyak yang telantar. Kalaupun digarap warga, hanya bisa sekali atau paling banyak dua kali panen, ungkap Adlisman, Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, Selasa di Pulau Punjung.

Dikatakan, irigasi yang bisa dimanfaatkan warga untuk menggarap sawahnya hanya Irigasi Sedasi, itu pun pemakaian air secara bergilir. Artinya, ketika di suatu tempat warga mengolah sawah, air Irigasi Sedasi hanya bisa digunakan untuk sawah yang diolah. Sedangkan tempat lain yang juga dialiri Irigasi Sedasi harus menunggu giliran setelah panen di suatu tempat.

Pembangunan Irigasi Batanghari yang akan membawa perubahan besar terhadap perekonomian Kabupaten Dharmasraya masih belum tuntas. Pembangunan bendungan sudah selesai, tetapi pembangunan saluran irigasi dan drainase masih belum tuntas. Kondisi ini cukup mempengaruhi ekonomi masyarakat yang bergantung di sektor pertanian, tandas Adlisman.

Cetak sawah baru

Di tempat terpisah, Asisten Teknik Pembangunan Irigasi Batanghari, Zulfahmi, mengakui bahwa pembangunan Irigasi Batanghariterletak sekitar 190 kilometer dari Kota Padangmasih belum tuntas.

Yang selesai dikerjakan baru paket pertama (LCB-1), yakni pembangunan bendung dan saluran pembawa senilai Rp 217,37 miliar, irigasi dan drainase hilir senilai Rp 44,85 miliar, serta irigasi dan drainase bagian hilir senilai Rp 29,27 miliar. Sedangkan pembangunan irigasi dan drainase bagian tengah senilai Rp 81,79 miliar dalam proses kontrak, ungkapnya.

Adapun untuk pencetakan sawah baru, diakui masih akan ditenderkan. Ada empat lot pencetakan sawah baru senilai lebih kurang Rp 195 miliar.

Melalui sistem Irigasi Batanghari akan dicetak sawah baru seluas 10.859 hektar, melalui sistem Irigasi Siat seluas 2.401 hektar. Sistem Irigasi Palangko/Piruko seluas 478 hektar, dan melalui sistem Irigasi Mimpi akan dilakukan pencetakan sawah baru seluas 215 hektar.

Total sawah yang akan dicetak baru seluas 13.953 hektar. Sedangkan lahan sawah yang sudah ada di sekitar sistem irigasi itu seluas 4.983 hektar.

Menurut Zulfahmi, bila seluruh pembangunan Irigasi Batanghari selesai, akan ada peningkatan intensifikasi penanaman di sawah beririgasi. Bila sebelum proyek intensifikasi 125 persen, setelah proyek ditargetkan menjadi 230 persen. Kemudian, peningkatan produktivitas padi sawah dari 2,0 ton per hektar menjadi 2,5 ton per hektar. (NAL)

Post Date : 20 Juli 2005