|
KUPANG (Media): Saluran utama irigasi bendungan Tilong menuju Desa Oelpuah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), amblas. Akibatnya tidak kurang dari 118 hektare lahan sawah terancam kekeringan karena tidak memperoleh air. Saluran irigasi yang amblas tersebut terletak sekitar 1,5 kilometer sebelum areal persawahan Oelpuah. Irigasi Tilong memang dibangun melewati pinggir-pinggir tebing yang rawan longsor ketika musim hujan. Pekan lalu, tanah di lokasi longsoran tidak bisa menahan beban sehingga amblas bersama saluran irigasi. Akibatnya, air yang seharusnya mengalir ke persawahan Oelpuah terputus dan mengalir ke Sungai Dendeng. Air yang mengalir melalui sungai terus menuju persawahan Noelbaki. Sepanjang tahun, areal persawahan seluas 210 hektare ini memperoleh pasokan air dari Sungai Dendeng yang tidak pernah kering. Bendungan Tilong yang merupakan satu-satunya bendungan terbesar di Kabupaten Kupang dengan luas genangan air mencapai 154,97 hektare. Bendungan ini dapat mengairi lahan persawahan di lima desa yaitu Oelpuah, Oefafi, Oesao, Oelnasi, dan Baumata. Akibat terputusnya saluran air, 244 kepala keluarga (KK) petani Desa Oelpuah belum mengolah lahan persawahannya. ''Kalau irigasi yang rusak ini tidak segera diperbaiki, maka pada musim tanam, petani di Desa Oelpuah tidak bisa mengolah lahannya karena tidak ada air,'' ujar Yohanis Herman, petani yang ditemui Media di Desa Oelpuah, sekitar 30 kilometer arah timur Kota Kupang, kemarin. Menurut dia, pada Februari lalu, lokasi tersebut pernah longsor tetapi diperbaiki oleh petani. Namun, longsoran yang terjadi pekan lalu sangat besar dan terletak di pinggir tebing sehingga sulit diperbaiki. Kalau pekerjanya tidak hati-hati, mereka bisa terseret longsor, karena kondisi tanah labil. ''Karena itu kami melapor ke Dinas Kimpraswil NTT untuk segera memperbaikinya tetapi mendapat jawaban belum ada dana,'' katanya. Sementara itu, di persawahan Oelpuah belum tampak petani mengolah sawahnya. Sejumlah petani terlihat mulai membangun pagar di luar persawahan. Ada pula yang membersihkan selokan di pinggir sawah. Tetapi, areal persawahan itu masih ditumbuhi ilalang mencapai ketinggian satu meter. ''Selokannya dibersihkan dulu, nanti setelah saluran utamanya diperbaiki air dapat mengalir lancar ke sawah,'' ujar Yohanis lagi. Areal seluas 118 hektare itu ditumbuhi ilalang mencapai satu meter sehingga tidak bisa dilihat jelas letak pematang. Menurut Yohanis, petani Oelpuah mulai kesulitan menanam padi sejak musim tanam kedua 2004. Pasalnya curah hujan pendek sehingga air bendungan Tilong tidak penuh dan tidak cukup melayani seluruh persawahan di lima desa. Banyak tanaman padi yang baru berumur satu bulan mati karena tidak ada air. (PO/S-6) Post Date : 14 Maret 2005 |