|
SUMEDANG, (PR). Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dulu STPDN ternyata memiliki lahan yang cukup luas dan bisa dijadikan tempat untuk pengolahan sampah. Lahan tersebut saat ini dimanfaatkan penduduk setempat untuk pertanian. Pakar lingkungan di kampus IPDN, Ir, Priyo Susilo, Kamis (18/5), mengatakan, kalau ada kesepakatan dari semua pihak, lahan milik IPDN yang seperti ini bisa saja dijadikan solusi untuk menangani permasalahan sampah Kota Bandung. Priyo Susilo, yang juga Kepala Kesatriaan IPDN, menyebutkan, luas lahan IPDN di area kampus tersebut lebih kurang mencapai 280 hektare (Ha). Sekira 200 ha di antaranya, terletak di bagian atas kawasan bangunan kampus, dan selama ini dijadikan lahan pertanian penduduk. Pada bagian lahan IPDN yang kini dimanfaatkan penduduk itu, terdapat sejumlah areal berbentuk lembah landai memanjang. Priyo menilai, areal-areal berbentuk lembah seperti itu, sebenarnya sangat bisa dan tidak akan menimbulkan masalah lingkungan seandainya dijadikan tempat pembuangan sampah. Asalkan, tuturnya, disertai sistem pengelolaan ramah lingkungan. Dia mengaku, dalam pemikirannya malah sudah memiliki rancangan jika saja lembah-lembah itu menjadi tempat sampah. "Caranya, setiap ketebalan tumpukan sampah di lembah sudah mencapai sekira 80 cm, kita uruk dengan lapisan tanah. Cara seperti itu bisa dilakukan berulang-ulang sampai dengan lembah ini menjadi hamparan lahan yang landai. Di atasnya, nanti kita tanami pohon-pohon keras," tuturnya. Nantinya lahan tersebut menjadi tanah yang subur. Kalaupun ditanami pohon, pertumbuhannya akan bagus. Tanpa masker Dia meyakinkan, jika lembah itu dijadikan tempat sampah, baunya tidak akan menembus baik ke lingkungan tempat aktivitas mahasiswa maupun penduduk di sekitarnya. Sebab, selain terpaut jarak yang cukup jauh, bau yang biasanya timbul dari tumpukan sampah akan bisa ditekan dengan menerapkan sistem sanitary landfield. Selain itu, tambahnya, dilihat dari kontur setiap lembah yang menurutnya bisa dijadikan tempat sampah tadi, tidak akan menimbulkan efek tumpukan sampah tergelincir, seperti yang pernah terjadi di TPA Leuwigajah. Pasalnya, lembah-lembah memanjang yang sempat ditunjukkan dan dinilainya bisa dijadikan tempat sampah itu, umumnya hampir menyerupai cekungan. Lahan tersebut jadi lebih rata dengan ditumpuk dengan sampah. Priyo sempat menunjukkan lembah di lahan IPDN yang sudah belasan tahun dijadikan tempat pembuangan sampah dari kampus dan kawasan perkotaan Kecamatan Jatinangor. Di lokasi tumpukan sampah itu, memang tidak tercium bau busuk menyengat. Bahkan, orang-orang yang berdiri dan memungut sampah plastik di atas tumpukkan sampah itu pun, sepertinya masih bisa menarik udara bebas tanpa masker. "Lembah ini sudah 17 tahun dijadikan tempat membuang sampah, belum juga penuh dan sama sekali tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Makanya, kalau lembah-lembah tadi dijadikan solusi untuk menangani masalah sampah Kota Bandung pun, saya yakin bisa dimanfaatkan untuk puluhan tahun," ujarnya, seolah menawarkan sebuah solusi penanganan terhadap permasalahan sampah di Kota Bandung yang kini menjadi sorotan nasional. Ditanya apakah jika lahan itu dialih fungsikan menjadi tempat sampah, tidak akan timbul masalah dari petani penggarap terhadap pihaknya, Priyo menyatakan, itu tidak akan terjadi. Pasalnya, menurut Priyo, selama ini pun, para petani penggarap lahan IPDN sifatnya hanya sebatas memanfaatkan kesempatan mengolah lahan dari pihak IPDN tanpa sharing.(A-91) Post Date : 19 Mei 2006 |