|
SUNGGUMINASA -- Tingginya tingkat kekeruhan air baku Sungai Jeneberang menyebabkan PDAM Gowa, kembali kesulitan. Instalasi Penjernihan Air (IPA) Borongloe yang terdekat dengan sumber air baku, Dam Bilibili, mengalami kesulitan paling parah. Kondisi tersebut malah memperparah produksi air baku PDAM Gowa. Tingkat kekeruhan air baku Sungai Jeneberang mencapai tiga ribu NTU (Nephelometric Turbidity Unit, satuan kekeruhan air). Dalam kondisi ini, walau dikatakan sudah mengalami penurunan kekeruhan, namun tetap saja masih memerlukan biaya operasional yang lebih besar. Dirut PDAM, Hasanuddin Kamal menjelaskan bahwa pergerakan lumpur dari longsoran Gunung Bawakaraeng sangat mempengaruhi air baku Dam Bilibili yang digunakan PDAM Gowa. Makanya, dia berharap agar kondisi ini bisa menjadi sedikit normal sehingga dapat dikelola dengan biaya operasional yang lebih murah. Instalasi yang memproduksi air bersih sebanyak 20 liter perdetik ini mengalami kesulitan yang cukup parah. Tingkat kekeruhan air yang dikelola instalasi ini cukup sulit ditangani. Penyebabnya, kemampuan instalasi ini sangat kecil dibanding yang lainnya. "Produksi air bersih dari instalasi ini paling besar biaya operasionalnya. Penyebabnya adalah banyaknya bahan kimia yang digunakan untuk menjernihkan air, begitu juga banyak digunakan tenaga listrik. Tapi besarnya pengeluaran dari instalasi ini tidak sebanding dengan pasokan yang masuk. Sebab, masyarakat yang berlangganan dari instalasi ini masih sangat sedikit," jelas Dirut PDAM Gowa, Hasanuddin Kamal. Dari instalasi ini, baru sekitar 250 Satuan Sambungan Rumah (SSR) yang terpasang, padahal bisa melayani lebih dari jumlah tersebut. Dengan begitu, biaya operasional yang digunakan jauh lebih besar dari jumlah pemasukan dari pelanggan. Membantu kelancaran distribusi air, PDAM Gowa memaksimalkan fungsi dan produksi IPA Pandangpandang yang baru beroperasi sekitar dua minggu. IPA ini mampu memproduksi air bersih sekitar 200 liter per detik, tapi dibagi, masing-masing 100 liter per detik setiap mesin pompa Post Date : 25 April 2005 |