Investor Sampah Siapkan Rp150 M

Sumber:Koran Sindo - 29 November 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
PALEMBANG(SINDO) Investor asal China-Australia melalui PT Navigator Organic Energy Indonesia (NOEI) menyiapkan dana Rp100150 miliar untuk mengelola sampah di Kota Palembang

Dalam paparan di hadapan Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra, kemarin, pihak NOEI mengatakan, dalam pengolahan ini Pemkot akan dikenai tipping fee yang besarannya belum ditetapkan. Sementara,semua pendapatan dari pengolahan sampah tersebut masuk ke investor.

Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra menyatakan keberatan dengan adanya tipping fee tersebut. Intinya, Pemkot dan masyarakat Palembang terbuka adanya investasi, tetapi harus diperhatikan pemasukan atau kontribusi bagi daerah. Apalagi, Pemkot dikenakan tipping fee yang dihitung per truk, ini perlu pengkajian dan pertimbangan, kata Eddy dalam acara paparan NOEI di ruang rapat II Kantor Wali Kota Palembang,kemarin.

Pada kesempatan itu, Eddy mengungkapkan, beberapa perusahaan asing sudah pernah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pemkot dalam pengolahan sampah. Namun, hingga kini tidak ada tindak lanjut dari MoU tersebut. Atas kejadian itu, Eddy mengaku kecewa.

Mereka datang tanpa diundang dan melakukan paparan kepada Pemkot, tetapi mereka juga yang tidak melakukan tindak lanjut,katanya. Karena itu, dia mengimbau NOEI dan perusahaan lain yang berminat dalam pengolahan sampah ini terlebih dulu melakukan pengkajian di lapangan.

Kalau memang tidak siap, jangan mengajukan proposal terlebih dulu, tegasnya. Dalam paparan tersebut, NOEI membutuhkan minimal 500 ton sampah per hari.Semua sampah tersebut akan diolah dengan menggunakan teknologi yang akan menghasilkan gas dan energi listrik. Pada paparan juga disebutkan, semua pendapatan dari pengelolaan sampah menjadi pendapatan perusahan sedangkan Pemkot dikenakan tipping fee atas sampah yang dibuang (masuk) dalam perusahaan itu.

President Director PT Navigator Organic Energy Indonesia (NOEI) Agus N Santoso mengatakan, pihaknya akan melanjutkan studi kelayakan investasi tersebut guna melihat feasibility (kelayakan) usaha. Dengan jumlah sampah yang dikelola sebanyak 500 ton per hari, pihaknya membutuhkan invetasi Rp100150 miliar. (berli zulkanedi)



Post Date : 29 November 2007