|
Jakarta, kompas - Pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu di dalam kota di DKI Jakarta mulai dilirik investor. Setidaknya, ada tiga investor yang menandatangani nota kesepahaman dengan Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Rama Boedi seusai berbicara dalam seminar bertajuk Mengelola Kebersihan Kota di Jakarta, Rabu (15/3), mengatakan, ketiga investor itu akan memanfaatkan sampah di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Setiap tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) diperkirakan menampung sampah 1.000 ton per hari. Dengan adanya TPST di wilayah DKI sendiri, diharapkan pembuangan sampah ke TPA Bantar Gebang tidak bertambah lagi. Karena itu, pengolahan sampah di Jakarta ditekankan dengan pendekatan wilayah, katanya. Saat disinggung mengenai persiapan kerja sama DKI dan Bekasi pascahabisnya kontrak penggunaan TPA Bantar Gebang yang saat ini dikelola PT Patriot Bekasi Bangkit, Rama mengatakan, kedua pihak masih mengkaji pembentukan badan kerja sama. DKI sendiri menginginkan bentuknya berupa perusahaan terbatas. Di tempat terpisah, Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur Wira Haryadi mengatakan, konstruksi TPST di Pulo Gebang seluas 14 hektar direncanakan selesai bulan September 2007. Investor yang akan mengelola dan mengolah sampah di lokasi ini adalah PT Kuarta Daya Pratama. Menurut dia, kini masih dilakukan sosialisasi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Selain itu, juga sedang dikaji, ada lahan TPST yang ternyata terkena proyek Banjir Kanal Timur. Dengan masuknya investor yang membiayai pembangunan TPST, nantinya pembuangan sampah ke tiga lokasi itu akan dikenai tipping fee. Sampai saat ini besarannya belum dibahas. Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara Barmen S Sijabat mengatakan, Pemerintah Kota Jakarta Utara sudah menyiapkan lahan untuk TPST di Marunda. Pembangunannya akan dimulai dalam beberapa bulan pada semester pertama 2006. Pola penanganannya akan diubah. Jika selama ini pola penanganannya kumpul, angkut, dan buang ke TPA Bantar Gebang, di TPST Marunda diubah konsepnya menjadi kumpul, angkut, dan manfaatkan, katanya. Lokasinya sudah disiapkan seluas 45 hektar. Namun, pada tahap pertama, untuk TPST itu disediakan 10 hektar. Sampah yang diangkut ke Marunda akan dimanfaatkan untuk sumber energi listrik, diolah menjadi kompos, dan sebagian didaur ulang. Sampah yang akan didaur ulang misalnya botol dan plastik. (ELN/CAL) Post Date : 16 Maret 2006 |