|
SURABAYA -- Keberadaan sampah di wilayah perkotaan di Jawa Timur menjadi incaran investor. Setidaknya, kini ada satu investor yang tertarik mengelola sampah tersebut, yakni PT Asia Waste Management. Investor itu, kemarin (8/11), melakukan presentasi di hadapan gubernur Jatim H Imam Utomo. PT Asia Waste, merupakan perusahaan yang mampu mengelola sampah organik menjadi pupuk. Sedangkan kota yang menjadi incaran adalah Kota Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Turut jadir dalam presentasi tersebut, Bupati Sidoarjo, Wien Hendrarso, dan Asisten Tata Praja Kota Surabaya, Muhammad Sukamto. Sementara, Wali Kota Surabaya, Drs Bambang DH tidak hadir. Dari Pemprov Jatim, hadir asisten kesejahteraan masyarakat, Ir H Kardani, Kepala Biro Perekonomian, Drs Ec Tri Soegijono MM, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi (Bappeprov) Jatim, Ir Hadi Prasetyo MSi. Presiden Komisaris PT Asia Waste, Jaegopal Hutapea yang ditemui wartawan usai presentasi mengatakan, produksi sampah Surabaya sangat besar. Besarnya kapasitas sampah dianggap cukup untuk kebutuhan bahan yang bakal digunakan menjadi pupuk. Dia menjelaskan, untuk mengelola pupuk organik dengan produksi 160 ton per hari. Dibutuhkan pasokan sampah sebanyak 2.000 ton. Sementara, lahan yang dibutuhkan 10-12 hektare, dengan investasi Rp 200 miliar. ''Jika produksi lancar, investasi sebesar itu akan kembali selama lima atau enam tahun. Pupuk organik yang dihasilkan, bisa meningkatkan produksi sampai 80 persen,'' terangnya. Gubernur sangat tertarik dengan tawaran itu. Dia menawarkan pabrik pengolahan sampah itu di Cerme, Gresik. Di lokasi tersebut ada lahan milik Pemprov Jatim seluas 76 hektare. Sebelumnya, lahan itu akan dijadikan lokasi instalasi pengolahan limbah (IPL) benda berbahaya beracun (B3). Namun, rencana itu tidak terlaksana hingga sekarang. ''Di situ bisa dibangun pabrik yang lebih luas. Untuk mengelola seluruh sampah di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,'' ujat Imam. Produksi sampah di Surabaya cukup besar, yakni mencapai 8.000 ton per hari. Sedangkan kapasitas sampah di Kota Gresik sebanyak 700 ton, dan Sidoarjo sekitar 750 ton. Menurut Jaegopal, pengolahan sampah menjadi pupuk ini nantinya dijadikan proyek padat karya. Laporan : zak Post Date : 09 November 2004 |