|
PANGKALPINANG Investasi untuk pengendalian limbah memerlukan biaya mahal. Walaupun teknologi tugasnya sebagai penyaring air , bila yang disedot itu limbah kotor, maka lama lama akan rusak. Untuk tingkat Nasional budget (dana-red) yang tersedia sekitar Rp 600 miliar dari nilai investasi Rp 6 Triliun. Hal ini diungkapkan Purnomo, Konsultan Waspola kepada Bangka Pos Group, Minggu (17/7) di Pangkalpinang. Untuk itu siapa yang akan membiayainya. Sementara dalam prakteknya budget tidak sampai tiga persen untuk mendorong air bersih, kata Purnomo. Menurut Purnomo, bila tidak dari rakyat maka dari mana dananya, sedangkan rakyat minta tinggal beli air dalam kemasan dan bila air kemasan masih ada diproduksi. Ini berarti kembali kepada aspek pengendalian limbah, baik itu limbah rumah tangga maupun limbah industri, ujar Purnomo. Dilanjutkannya, semuanya kembali kepada kesadaran rakyat bila tidak mau terkena penyakit secara missal akibat pencemaran air oleh limbah. Untuk itu kesadaran dari rakyat untuk mengamankan sumber air baku dari sumber pencemaran, harap Purnomo. Masalah ini tambah purnomo adalah permasalahan yang dipecahkan masyarakat, karena pemerintah saja belum mampu untuk melakukan pengendalian dengan nilai investasi yang begitu tinggi. Pemerintah memfasilitasi bagaimana masyarakat menyelesaikannya, sehingga anggarananggaran itu diharapkan langsung diserahkan ke masyarakat biar masyarakat yang mengelola.Tidak seperti sekarang, pemerintah yang mengelola menurut versi mereka dan rakyat tidak tahu, imbuh Purnomo. Karena itu menurut Purnomo konsepnya harus diubah menjadi rakyat yang mengendalikan dan pemerintah hanya mem-back up (mendukung, red)dari belakang. (rya) Post Date : 20 Juli 2005 |