Investasi infrastruktur air bersih stagnan

Sumber:Bisnis Indonesia - 19 Juni 2008
Kategori:Air Minum

JAKARTA: Pertumbuhan investasi pada infrastruktur air bersih di Indonesia dalam lima tahun terakhir relatif stagnan, tertinggal dibandingkan dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk.

Oswar Mungkasa, Kepala Sub Direktorat Persampahan dan Drainase, Direktorat Pemukiman dan Perumahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menyebutkan stagnasi investasi itu juga disebabkan oleh investasi yang dilakukan tidak dibangun secara efisien.

"Saya tidak terlalu mengetahui pertumbuhan investasi pada tahun-tahun sebelumnya, tapi boleh dibilang investasi untuk pengadaan air bersih dalam lima tahun terakhir ini stagnan," ujarnya seusai diskusi bertajuk Akses Air Bersih untuk Masyarakat Miskin, kemarin.

Inefisiensi pembangunan infrastruktur air bersih, menurut Oswar, dibuktikan dengan banyaknya sarana dan prasarana yang rusak hanya dalam waktu tiga tahun setelah dibangun.

Lambatnya laju pertumbuhan pembangunan infrastruktur air bersih tersebut juga disebabkan oleh minimnya anggaran yang disedikan pemerintah pusat dan pemerintah daerah setiap tahunnya untuk pengadaan air bersih.

Oswar mengatakan dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang disiapkan untuk penyediaan air bersih pada tahun ini hanya sebesar Rp2 triliun, jauh di bawah kebutuhan dana yang mencapai Rp5 triliun.

Gusril Bahar, Municipal Finance Specialist Environmental Services Program (ESP), menambahkan laju investasi perusahaan daerah air minum (PDAM) juga relatif tersendat pembiayaan yang masih sulit mengucur dari lembaga keuangan.

"Bank memilih-milih juga untuk bekerja sama dengan PDAM. PDAM belum dipercaya lembaga keuangan. Makanya bank lebih memilih untuk memberikan kredit kepada pelanggan PDAM," katanya.

Keengganan lembaga keuangan tersebut, menurut Gusril, disebabkan oleh sebagian besar PDAM belum layak untuk dibiayai (bankable). Yeni H. Simanjuntak



Post Date : 19 Juni 2008