|
Bekasi, Kompas - Pemerintah Kota Bekasi dan mitra bisnisnya, PT Gikoko Kogyo Indonesia, akan membangun instalasi pengelolaan gas metan di Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu pada Januari 2008. Timbunan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) itu mengandung potensi 280.000 ton gas metan. Apabila dikelola dengan tepat, gas metan di TPA Sumur Batu habis dieksplorasi setelah 20 tahun. Demikian dikatakan Petrus Panaka mewakili PT Gikoko Kogyo Indonesia dalam sosialisasi proyek clean development mechanism (CDM) atau mekanisme pembangunan bersih untuk TPA Sumur Batu, di aula Kantor Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Kamis (13/12). Sosialisasi proyek CDM itu dihadiri Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Bekasi Dedi Djuanda serta aparat kelurahan dan sekitar 40 warga setempat. Warga Sumur Batu yang menghadiri proses sosialisasi itu diwajibkan mengisi kuesioner tentang penilaian dan dukungan terhadap pengelolaan TPA Sumur Batu. Berdekatan TPA Sumur Batu milik Kota Bekasi tersebut terletak berdekatan dengan TPA Bantar Gebang milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Bantar Gebang, Kota Bekasi. TPA Sumur Batu khusus menampung sampah Kota Bekasi. Luas lahan TPA Sumur Batu sekitar 10 hektar atau 10 persen dari luas lahan yang ada di TPA Bantar Gebang. Djuanda menambahkan, dari sekitar 1.450 ton sampah yang dihasilkan sekitar 2 juta warga Kota Bekasi, hanya 67 persen yang dapat diangkut dan dibuang ke TPA Sumur Batu. "Kerja sama dengan swasta ini dapat memberikan keuntungan bagi Pemerintah Kota Bekasi," kata Djuanda. Kerja sama Pemerintah Kota Bekasi dan PT Gikoko Kogyo Indonesia untuk mengelola potensi gas metan di TPA Sumur Batu ini direncanakan berlangsung selama 15 tahun. PT Gikoko Kogyo Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing Hongkong dan Jepang yang memiliki spesialisasi pengembangan pembangkit listrik dengan energi terbarukan. (cok) Post Date : 14 Desember 2007 |