|
BOYOLALI (KR) - Ribuan kepala keluarga (KK) konsumen air DPAM di wilayah perkotaan Boyolali dan sekitarnya, dimungkinkan terancam kekurangan air bersih menyusul rusaknya sebuah instalasi air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali di Umbul Tlatar, Desa Kebonbima, Kecamatan Kota Boyolali sejak Minggu lalu. Instalasi berbentuk sumur dengan penutup baja yang digunakan untuk menyuplay air bersih itu dilaporkan telah dijebol warga karena dianggap mengganggu kebutuhan irigasi ratusan hektar sawah di Desa Pager Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Menurut saksi mata, aksi perusakan ini dilakukan sekitar 60 warga Desa Pager yang nggruduk ke lokasi Umbul Tlatar. Mereka berbondong-bondong sembari membawa peralatan seperti linggis dan cangkul. Warga sini tak mau campur tangan karena itu urusan warga Pager dan PDAM Boyolali, kata Nardi, salah seorang warga, kemarin. Aksi ini diduga merupakan buntut konflik lama antara warga Desa Pager dengan PDAM Boyolali. Warga beranggapan, akibat eksploitasi air bersih di Umbul Tlatar lewat instalasi yang dibangun PDAM, tepat di tengah umbul itu, mengakibatkan ratusan hektar tanaman padi di persawahan mereka kekurangan pasokan air. Sejak dibangun sekitar 8 tahun lalu, berkali-kali warga Pager melakukan perusakan instalasi bangunan berbentuk sumur itu . Biasanya perusakan terjadi ketika warga sangat membutuhkan air untuk oncoran sawah mereka. Terlebih, mereka merasa bahwa selama ini yang mengelola sumber air dari Umbul Tlatar adalah warga Pager, bahkan setiap tahun mereka mengadakan tradisi ruwatan di tempat tersebut. Instalasi yang dibangun PDAM Boyolali itu dianggap telah menyedot puluhan liter air per detik. Warga Pager juga tidak peduli kalau instalasi milik PDAM tersebut digunakan untuk menyuplay air bersih warga perkotaan Boyolali yang juga kekurangan air bersih. Hingga kini, instalasi yang dirusak warga Pager belum diperbaiki oleh PDAM Boyolali. Kerusakan terjadi pada dinding sisi barat hingga mengakibatkan instalasi tidak berfungsi. Jika tidak jebol, instalasi itu berfungsi sebagai penampung air baku dari sumber air Umbul Tlatar. Lalu air dalam intalasi itu disedot dengan kekuatan pompa listrik untuk menaikkan dan memasukkan air bersih ke bak penampungan air bersih lain milik PDAM yang dibangun tak jauh dari lokasi itu. Air bersih dari penampungan itulah yang kemudian didistribusikan untuk warga di perkotaan dan sekitarnya. Direktur PDAM Boyolali, Arys Wibowo SE mengatakan, pihaknya akan melakukan langkah persuasif untuk menyelesaikan kasus ini. Diakui, kasus ini sangat dilematis, karena pihak kepolisian juga tidak bisa gegabah dalam menangani kasus yang melibatkan banyak warga tersebut. Disisi lain, jika tindak perusakan ini terjadi terus menerus, juga mengganggu kebutuhan air bersih warga Perkotaan yang jumlahnya mencapai ribuan KK. Menurut Arys, sejak lama telah ada kesepakatan akan ada pengelolaan sumber air itu. Yakni, secara teknis ditangani oleh PDAM sedangkan di lapangan melibatkan warga Pager. Tapi realisasi kesepakatan itu masih perlu proses lama, tapi tampaknya warga tidak sabar, ujarnya. (Dis)-n. Post Date : 01 Februari 2006 |