Instalasi baru air minum disiapkan

Sumber:Bisnis Indonesia - 05 November 2009
Kategori:Air Minum

JAKARTA: Pemprov DKI akan menggarap proyek pembangunan instalasi pengolahan air siap minum di areal Waduk Jatiluhur, Jawa Barat senilai Rp3 triliun.

Instalasi tersebut akan dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan air minum di Jakarta yang semakin meningkat, terutama setelah tarif pajak air tanah dinaikkan hingga 16 kali lipat sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur DKI No.37/2009.

Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan proyek yang pembiayaannya bersumber dari patungan Pemprov DKI, pemerintah pusat dan investor swasta itu diharapkan sudah masuk tahap studi kelayakan pada awal 2010, dan diharapkan beroperasi pada 2011.

"Proyek ini dimaksudkan guna mengamankan pasokan air ke Jakarta antara 10 dan 30 tahun ke depan. Dengan instalasi itu, suplai air ke DKI nanti sudah berupa air siap minum, yang didistribusikan Aetra dan Palyja," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Aetra atau PT Aetra Air Jakarta dan Palyja atau PT PAM Lyonnaise Jaya adalah operator air minum Perusahaan Daerah Air Minum DKI (PAM Jaya). Aetra dan Palyja menguasai hak kelola air di Jakarta hingga 2022.

Gubernur menambahkan selain jaminan air lebih bersih, sistem pengolahan baru itu juga akan akan lebih efisien dan murah karena operator tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pengolahan air agar terbebas dari polutan. Dengan begitu, kenaikan tarif air PAM juga bisa ditekan.

Terkait dengan perincian teknis proyek serta pembagian beban pembiayaaan proyek instalasi pengolahan air tersebut, gubernur mengatakan hal itu akan dibahas lagi secara lebih intensif bersama Departemen Pekerjaan Umum pada Jumat pekan ini.

Anggota Badan Regulator PAM Jaya Firdaus Ali mengatakan pasokan air dari pengolahan air minum itu diperkirakan 5.000 liter per detik, dengan 4.000 liter per detik untuk suplai air di Jakarta, dan sisanya 1.000 liter per detik untuk Karawang dan Bekasi.

Dia berpendapat dengan pembangunan proyek itu suplai air bersih di Jakarta diperkirakan 75% pada 2010, sehingga bisa mencapai target 80% dari seluruh kebutuhan di Jakarta sesuai dengan target MDG's (Millennium Development Goals).

Sampai tahun lalu sendiri, katanya, suplai air bersih di DKI masih di bawah 50%, sejalan dengan banyaknya warga yang menggunakan air tanah. Proyek itu juga diharapkan mengurangi tingkat kebocoran air di Aetra dan Palyja, yakni 35% pada 2015.

"Pada 2015 diharapkan suplai air dari proyek ini bisa mencapai 20.000 liter per detik sekaligus bisa menutupi defisit air yang pada 2010 diperkirakan 20.000 liter per detik. Dengan kata lain, ini proyek vital DKI," ujar Firdaus.

Direktur Teknik PAM Jaya Sri Widayanto mengatakan proyek pengolahan air curah siap minum itu sendiiri akan dibangun sepanjang kiri kanan tarum barat dengan menyewa lahan Perusahaan Jasa Tirta II, sehingga menekan biaya pembebasan lahan.

Dengan sistem yang baru itu pula, gangguan kualitas dan kuantitas bisa ditekan. Sedangkan dari segi biaya operasional, lebih rendah dari pengolahan air baku yang didapat di Jakarta.

Tidak naik

Pada bagian lain, Gubernur DKI mengatakan Pemprov DKi sudah memastikan tidak akan ada kenaikan tarif air PAM di Jakarta sampai Desember 2009, karena adanya revisi rebasing yang diajukan kedua operator swasta yaitu Aetra dan Palyja.

Dia menjelaskan revisi itu dilakukan karena usulan kenaikan tarif dari kedua operator, tidak sesuai dengan pencapaian kinerja mereka. "Proses rebasing-nya belum selesai karena masih direvisi, karena itu sementara ini kita sudah sepakati tidak ada kenaikan tarif," katanya.

Kepala Badan Regulator PAM Jaya Irzal Djamal mengatakan rencana kenaikan tarif PAM memang ditunda tahun ini, karena masalah target rebasing kedua operator yang belum terpenuhi.

Dihubungi terpisah, Kepala Komunikasi Korporat Palyja Meyritha Maryanie mengatakan operator menerima sepenuhnya keputusan gubernur yang memang berwenang menentukan kenaikan tarif air PAM di Jakarta.

Terkait dengan rencana pembangunan instalasi pengolahan air siap minum di Jatiluhur, dia mengatakan operator menyambut baik dan siap membantu DKI mengamankan pendistribusiannya. Mia Chitra Dinisari



Post Date : 05 November 2009