Ingatkan Pemkot,Warga Arak Sampah ke Balai Kota

Sumber:Koran Sindo - 22 Februari 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

YOGYAKARTA (SINDO) – Puluhan warga dan mahasiswa Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Masyarakat Korban Sampah (Markosam) kemarin mengarak gerebek sampah. Mereka mengarak tumpeng dan gunungan setinggi 2,5 meter yang terbuat dari 4.800 bungkus mi instan ke Balai Kota Yogyakarta.

Tindakan itu sebagai bentuk protes atas kurang seriusnya penanganan sampah di Kota Gudeg. Ketua Markosam Agus Hartono mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk mendesak pemerintah lebih serius menangani masalah sampah. Sebagai bukti, saat ini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan, Bantul sudah tidak mampu lagi menampung pasokan sampah dari Kota Yogyakarta,BantuldanSleman. ”Karena itu sampah merupakan persoalan bersama dan kami sebagai masyarakat korban sampah berkomitmen untuk bantumembantu dan siap mengawal berjalannya sistem pengolahan sampah,”katanya kemarin.

Agus menambahkan,aksi yang mereka lakukan juga merupakan bentuk keprihatinan terhadap lambatnya implementasi Undang- Undang No18 tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah. ”Kami juga meminta masyarakat dan pengusaha untuk memikirkan bersama masalah sampah yang tiap hari ada sekitar 40.000 meter kubik masuk ke TPA,”katarnya. Menurut Agus, peralatan yang digunakan Instalasi Pengelolaan Sampah Terpadu (IPST) milik Pemkot Yogyakarta tidak terawat dengan baik.

Karena itu, pihaknya meminta pemkot segera merumuskan kebijakan pengurangan sampah dengan melibatkan masyarakat.” Tak hanya regulasi,membentuk polisi sampah juga diperlukan sebagai alternatif untuk menegakkan aturan,”katanya. Aksi gerebeg sampah juga dimeriahkan dengan teatrikal seniman pantomim Jemek Supardi. Menurut Jemek,sampah tidak bisa dibudidayakan karena meski adanya proses daur ulang produk sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat hanya sebatas pada menunda menjadi sampah. ”Apalagi sebanyak 95% sampah tidak bisa didaur ulang.

Sehingga meski produk plastik bisa disulap menjadi aneka macam hiasan maupun perabot rumah tangga, tetap nantinya akan menjadi sampah juga,”tuturnya. Sementara itu,Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto menegaskan, sampah merupakan permasalahan bersama dan bukan hanya menzjadi tanggung jawab pemerintah. Herry meminta semua pihak bisa membantu menyelesaikan permasalahan tersebut melalui program 3R (reuse, reduce dan recycle).Cara inilah yang dianggap paling efektif menyelesaikan persoalan sampah di Kota Yogyakarta. (fefi tri kurniasih/ ratih keswara)



Post Date : 22 Februari 2011